Sikap Kami

Sikap Kami: Bau Sampah

Tumpukan sampah di TPA Sarimukti

MENGURUS persoalan sampah itu tidak mudah. Dia nyaris tak terlihat, hanya tercium. Dia pun bukan urusan yang bisa mengangkat popularitas politisi. Tapi, dia persoalan urgen untuk masyarakat.

Karena persoalan menyeluruh masyarakat, maka dia tak bisa dibereskan sendiri. Tak hanya oleh Pemprov Jawa Barat, tapi juga pemerintah kabupaten/kota. Tak kecil pula peran masyarakat.

Salah satu persoalannya justru ada di satu. Semua pihak muncul dengan ego masing-masing. TPPAS Lulut Nambo, misalnya, Begitu alot pembahasannya. 

Dia berlokasi di Kabupaten Bogor, tapi empunya program adalah Pemorov Jabar. Pemkab Bogor minta keringanan tipping fee, diskusinya pun kemudian jadi alot.

Sampai sekarang, Lulut Nambo belum juga beroperasi. Padahal, dia dibutuhkan untuk memroses sampah dari tiga wilayah, Kabupaten dan Kota Bogor, serta Kota Depok.
Pun TPPAS Legok Nangka di perbatasan Kabupaten Bandung-Garut. 

Sudah begitu lama direncanakan. Tapi, eksekusinya selalu molor. Padahal, dia akan menggantikan TPAS Sarimukti yang masa beroperasinya tak lama lagi dan kini tersengau karena bencana.

Persoalan sampah, setidaknya bisa diatasi pada dua hal: kultur dan teknologi. TPA, TPAS, TPPAS, hanyalah sebuah sarana. Tanpa perubahan kultur dan kemajuan teknologi, tempat-tempat itu suatu saat akan penuh sampah juga.

Halaman :

Editor : Ghiok Riswoto