Jabar Juara

BP3MI Jabar: Ada Ratusan Pekerja Migran Indonesia yang Dipulangkan pada 2022

Kepala BP3MI Jabar Kombes Pol Erwin Rachmat mengatakan, para pekerja migran Indonesia yang dipulangkan itu karena memiliki alasan tersendiri. Salah satu alasannya, dikarenakan dokumen yang tidak lengkap dengan persentase 8,68% atau 96 orang. (cesar yudistira)

Ia mengungkapkan, negara Timur Tengah masih menjadi favorit banyak negara PMI bekerja. Dari negara itu juga, BP3MI memulangkan pekerja migran Indonesia (PMI) yang bermasalah.

“Paling banyak negara penempatan di Saudi dan Timur Tengah dengan persentase 52%, disusul Jepang 13%, Malaysia 9%, Uni Emirates Arab 5%, Irak 4%, Dubai ada 3 PMI, dan Inggris Singapura ada 2 PMI,” tuturnya.

Sementara itu, ditanya soal daerah mana yang paling banyak menjadi TKI Erwin mengatakan untuk di Jabar itu Kabupaten Indramayu menjadi wilayah yang paling banyak memberangkatkan pekerja migran Indonesia dengan jumlah 6.982 orang. Rata-rata pekerja migran dari Indramayu berangkat ke wilayah Timur Tengah seperti Arab Saudi.

Baca Juga : Harga Beras Naik, Kadisperindag Jabar Harap Pelaku Usaha Pikirkan Masyarakat

"Indramayu hampir 6 ribuan per tahun. Ranking pertama, kabupaten paling besar menempatkan pekerja migran," kata Erwin.

Para pekerja migran, sambung Erwin, biasanya tergiur untuk berangkat ke Timur Tengah karena berharap dapat sekaligus menunaikan ibadah umrah bahkan haji secara gratis. Padahal, belum tentu para pekerja migran itu bakal ditempatkan di Arab Saudi.

Selain Timur Tengah, Taiwan juga menjadi tujuan favorit para pekerja migran Indonesia. Bedasarkan data yang dimiliki BP3MI Jabar, di tahun 2022, tercatat sebanyak 10.318 pekerja dari Jabar yang didominasi oleh ibu-ibu diberangkatkan ke sana.

Baca Juga : Tingkatkan Literasi, GLN Gareulis Jabar Semarakkan GERCEP

Di negara itu, mereka bekerja untuk menjadi asisten rumah tangga terutama perawat lansia. Mereka pun mendapat gaji sebesar Rp 10 juta tiap bulan.

Editor : Doni Ramdhani