Diskanlut Jabar Segera Cari Solusi Soal Tengkulak Petani Garam

Ketergantungan petani kepada tengkulak diduga jadi sebab harga garam anjlok di kala stok sedang melimpah. Hutang mengikat kepada tengkulak di masa non produktif memaksa petani menjual hasil panen dengan harga yang rendah. 

Diskanlut Jabar Segera Cari Solusi Soal Tengkulak Petani Garam
Kepala Dinas Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) provinsi Jawa Barat Jafar Ismail

Untuk mengatasi kendala tersebut, ada solusi yang sedang dikaji oleh Diskanlut Jabar. Sehingga petani mendapatkan harga yang pantas tatkala menjual hasil panen mereka. Salah satu upayanya, yaitu dengan pola pembentukan koprasi yang sehat. 

"Sehingga ketika petani butuh uang bisa pinjam melalui koprasi ini. Itu salah satu solusi yang akan ditawarkan oleh kami pada petani garam," ucap dia. 

Selain itu, ada penyebab rusaknya harga garam di pasaran. Yaitu masuknya garam untuk industri yang dijual untuk kebutuhan rumah tangga. Sehingga harga murah garam untuk industri tersebut dijadikan acuan. 

"Mungkin karena murah maka dilahap oleh pasaran. Jadi harga garam kita ikut-ikutan turun," ungkapnya.

Lebih lanjut, terkait jumlah produksi garam saat ini cukup melimpah. Dari catatan Diskanlut, stok dari tahun 2018 masih ada sekitar 37 ton dan tersimpan di masing-masing gudang penyimpanan dan belum terjual. 

"Kemudian produksi saat ini hingga bulan Juli ada sekitar 2000 ton, stok garam ini akan bertambah karena memasuki puncak panen di bulan Agustus dan September," katanya.

Menurut dia, banyak pihak yang harus terlibat untuk menstabilkan harga garam di level petani dan pasaran. Agar pola pemasaran garam lebih baik, pihaknya akan berkoodinasi dengan sejumlah dinas terkait.


Editor : JakaPermana