Gaya Hidup

Gadtorade, Tongkrongan 'Racun' Para Pecinta Gadget

istimewa

INILAH, Bandung-Kegemaran akan hasrat pembaruan perangkat teknologi yang diimbangi dengan semakin canggihnya sebuah ponsel memicu terbentuknya komunitas-komunitas pecinta gadget di tanah air.

Komunitas yang menjadi tongkrongannya para pengguna gawai atau gadget juga ikut bermunculan seiring dengan perkembangan tersebut, termasuk komunitas yang akan kita bahas berikut ini.

Memiliki nama Gadtorade, ialah komunitas gadget di Indonesia yang sudah eksis sejak 12 Juli 2001 silam. Adalah Lucky Sebastian, seorang pendiri sekaligus owner dari komunitas gadget yang masih eksis hingga saat ini.

Komunitas ini tetap berkomunikasi sesama anggota dengan menggunakan mailing list atau sering disebut milis. Untuk mereka yang tidak pernah mencoba mailing list dan lebih menggunakan cara kekinian seperti media sosial atau WA group, mailing list berisi pesan dan obrolan dengan saling menerima dan membalas email.

"Setiap email akan diterima semua anggota, dan email dengan subjek yang sama akan menjadi threaded email yang mudah diikuti setiap pembahasannya walau ditimpali banyak orang," ujar Lucky kepada INILAHCOM, Rabu (25/08/2021).



Mailing list tuturnya bisa memiliki banyak settingan untuk diatur, misal anggota baru akan dimoderasi untuk tidak hit and run saat berkirim email, dan bisa “diorientasi” untuk mengenali aturan dan “gesture” atau kebiasaan baik yang tertera dan tidak tertulis dalam komunitas, agar sejalan, untuk belajar dan menjunjung tinggi trust dan saling menghargai.

"Dulu awal didirikan gadtorade ikut dengan layanan mailing list e-groups, yang kemudian dibeli oleh yahoo dan kemudian berubah menjadi yahoo groups. Kemudian Yahoo akhirnya dibeli oleh Verizon dan fungsi mailing list ini menjadi dibatasi, akhirnya sekarang kita bergabung dengan google groups," tutur Pria yang bermukim di Bandung ini.

Terakhir sebelum berpindah, ke google groups, jumlah member gadtorade mencapai 11rb orang lebih. Tetapi saat diputuskan pindah ke google groups, tidak ada cara untuk memindahkan data peserta dari yahoo groups ke google groups, jadi gadtorade harus memulai lagi seperti dari awal, hanya bisa memberi pengumuman akan pindah dan meminta member lama mendaftar ulang kembali.

"Jadi saat ini sebagian anggota lama tidak ada lagi di gadtorade google groups ini, memang ada anggota yang sudah pasif, ada yang tidak tahu, bahkan ada juga anggota yang sudah almarhum," tandasnya.

Gadtorade pernah juga mencoba dalam bentuk forum, dalam facebook groups, tetapi dirasa mailing list walau terdengar kuno, tetapi tetap dianggap paling cocok, karena berbagai hal, seperti topik yang mudah diikuti, tidak takut tertinggal, mudah dicari kembali, dan lain-lain.

Sampai sekarang komunitas gadtorade masih setiap hari berdiskusi, saling membantu, berbagi ilmu, terutama tentang gadget, walaupun awalnya dibentuk dengan nama gadtorade, gadget to trade, untuk berjualan. Karena dulu saat awal gadget masih berupa PDA dan GPS masih gotong royong membuat petanya, device-device ini belum mudah di dapat seperti sekarang yang bisa dibeli dimana-mana. Anggaplah ini cikal bakal jualan online, dari barang baru hingga seken.

Gadtorade punya kebiasaan, saat momen khusus, misalnya ulang tahun gadtorade, dalam beberapa hari akan dibuka aturan untuk berjualan apa saja selama bukan barang terlarang, dimana aturan aslinya berjualan hanya boleh gadget related dan setiap member hanya boleh jualan seminggu sekali. Saat bebas tersebut apa saja boleh dijual, hingga ada yang menjual dari tanah, rumah, helikopter, hingga bumbu pecel, yang membuat member mendapat hiburan dan semakin guyub.

Tetap Aktif di Masa Pandemi

Dalam situasi sulit di masa pandemi, para anggota komunitas yang mampu ikut bergerak membantu  sesama yang membutuhkan hingga aturan ini dibuka lagi selama pandemi, dilonggarkan, agar dalam kondisi yang sulit, para member bisa saling membantu. Tetapi ternyata karena sudah terbiasa dengan budaya trust dan gesture kebersamaan, aturan bebas ini tidak di abuse, semua member lebih banyak senang membahas dan berjualan gadget related.

"Sampai sekarang banyak member yang sudah makan asam garam gadget dari awal telepon selular belum ada, hingga teknologi jaringan generasi kelima di gadtorade, dari pesan instan masih ICQ hingga BBm, kemudian WA dan Telegram," kata Lucky.

Gadtorade menurut Lucky saat ini Member yang masih muda banyak, dan yang sudah ubanan juga tidak kalah banyak, dengan beragam profesi, dengan kesukaan yang sama, ngobrol dan berbagi teknologi gadget. Bahkan banyak member gadtorade yang akhirnya menjadi tech reviewer atau youtuber techno.

Selain member, secara struktural beberapa member diangkat menjadi admin atau moderator. Mereka yang akan selalu memantau percakapan di milis, dan akan menengahi kalau sampai ada keributan, atau pembicaraan yang sudah diluar aturan seperti menyangkut SARA atau barang ilegal, atau berpotensi penipuan.

Karena itu sampai sekarang percakapan di komunitas senantiasa tetap ramai, dan cenderung berlangsung aman dan damai. Aturan komunitas yang dibuat di gadtorade ini banyak menjadi pattern untuk komunitas lain, yang sayangnya sekarang kebanyakan sudah meredup.

"Masalahnya hanya kebanyakan member senang sekali saling meracun, ini istilah yang yang umum di komunitas, mereka saling menebar kecanggihan sebuah gadget sehingga yang lain teracuni ingin juga memilikinya (wkwkwk), " candanya menutup. (inilah.com)

Editor : JakaPermana