Bandung Raya

Gerhana Matahari Total Bakal Terjadi pada 20 April 2023, Observatorium Bosscha Produksi 4.000 Kacamata Khusus 

Juru Bicara Observatorium Bosscha Yatny Yulianty mengatakan, fenomena alam gerhana matahari total pada 20 April 2023 itu bisa disaksikan mereka yang berada di jalur sempit memanjang ini bakal membentang melewati Gugusan Pulau Barat Daya di Laut Banda yang meliputi Pulau Kisar, Provinsi Maluku; Batumerah, Pulau Damar; area Tanjung Batukasang, Pulau Watubela; Pulau Manawoka; Pulau Karas, Provinsi Papua Barat; area Teluk Cendrawasih yang melewati Pulau Mois Waar dan Kabupaten Biak. (agus satia nega

INILAHKORAN, Ngamprah - Observatorium Bosscha mengumumkan pada Kamis 20 April 2023 nanti hampir seluruh wilayah Indonesia bakal terjadi fenomena alam yang menakjubkan yakni gerhana matahari total.

Juru Bicara Observatorium Bosscha Yatny Yulianty mengatakan, fenomena alam gerhana matahari total pada 20 April 2023 itu bisa disaksikan mereka yang berada di jalur sempit memanjang ini bakal membentang melewati Gugusan Pulau Barat Daya di Laut Banda yang meliputi Pulau Kisar, Provinsi Maluku; Batumerah, Pulau Damar; area Tanjung Batukasang, Pulau Watubela; Pulau Manawoka; Pulau Karas, Provinsi Papua Barat; area Teluk Cendrawasih yang melewati Pulau Mois Waar dan Kabupaten Biak. 

Kendati demikian, bagi mereka yang mengamati di luar jalur gerhana matahari total 20 April 2023 itu masih dapat melihat gerhana matahari sebagian dengan keadaan di mana bulan menutupi sebagian piringan matahari.

Baca Juga : Jelang Pemilu 2024 Jajaran Forkopimda KBB Mulai Lakukan Sejumlah Persiapan, Begini Rencananya 

Guna memfasilitasi masyarakat agar bisa menyaksikan fenomena gerhana matahari total tersebut, Observatorium Bosscha memproduksi sebanyak 4.000 kacamata khusus yang akan dibagikan cuma-cuma ke seluruh wilayah Indonesia.

"Fenomena gerhana matahari total ini diperkirakan akan berlangsung selama 1 menit 14 detik di langit Indonesia bagian timur," kata Yatny, Kamis 26 Januari 2023.

Dia menjelaskan, kacamata khusus tersebut dirancang menggunakan lapisan filter khusus agar masyarakat bisa mudah menyaksikan fenomena langka tersebut tanpa bahaya paparan cahaya.

Baca Juga : Gunakan Identitas Palsu, Tersangka AT Racik 'Obat Setelan' Selama Lima Tahun di Padalarang 

"Di kacamata ini yang terpenting adalah filternya. Filter ini bisa menangkis atau menyaring energi matahari sampai ke 99,99 persen sehingga aman untuk diterima oleh mata kita," jelasnya.

Halaman :

Editor : Doni Ramdhani