Jabar Juara

Kasus Covid-19 Merangkak Naik, Dinkes Jabar Imbau Masyarakat Tetap Tenang Tapi Prokes Jalan Terus

Nina Susana Dewi menjelaskan, saat ini tren kasus Covid-19 kembali melonjak bahkan menembus hingga 1.300 kasus di Jabar. Namun, dampak yang terjadi dari paparannya tidak terlalu parah seperti dahulu asalkan prokes tetap diterapkan.

INILAHKORAN, Bandung - Kini, varian baru Covid-19 masuk ke wilayah Jabar. Untuk itu, Kepala Dinas Kesehatan Jabar Nina Susana Dewi meminta kepada masyarakat untuk tidak khawatir dan tetap menerapkan prokes. 

Nina menjelaskan, saat ini tren kasus Covid-19 kembali melonjak bahkan menembus hingga 1.300 kasus di Jabar. Namun, dampak yang terjadi dari paparannya tidak terlalu parah seperti dahulu asalkan prokes tetap diterapkan.

Ini tidak lepas dari upaya akselerasi vaksinasi yang dilakukan Pemprov Jabar sehingga perlahan herd immunity sudah mulai timbul. Kendati demikian, dia tetap meminta masyarakat untuk terus menjalani prokes Covid-19 guna menekan penyebaran secara lebih masif.

Baca Juga : Biaya Pengobatan Korban Gempa Cianjur Ditanggung Pemprov Jabar

“Per hari ini memang naik, sudah 1.300-an. Ada tren dan memang naik turun. Tidak apa-apa, asal kita tetap menjalankan protokol kesehatan. Gejalanya juga tidak parah. Ini yang mungkin berbahaya untuk yang belum vaksin dan punya komorbid. Selebihnya sudah aman, karena mungkin herd immunitu juga sudah terbentuk. Jadi sudah agak tenang. Asal sudah booster, Insyaaallah aman,” ujarnya di Gedung Sate, Kamis 24 Oktober 2022.

“Ini juga terlihat dari ketersediaan tempat tidur (bed occupancy rate) yang masih aman. Masih 13 persen. Jadi jangan takut. Tapi kita tetap harus waspada,” imbuhnya.

Sementara, mengenai varian Covid Omicron XBB, Nina menyebut besar kemungkinan memang telah merebak di Jawa Barat. Namun datanya belum terperinci, sebab dibutuhkan pelacakan genetik secara lebih lanjut dalam menentukan varian tersebut.

Baca Juga : Dini Handayani, Asah Keterampilan Agribisnis Anak Berkebutuhan Khusus di SLBN Surade

“XBB mungkin sudah ada. Tapi kita belum bisa pastikan karena belum diperiksa WGS-nya (Whole Genome Sequencing). Tapi itu juga gejalanya ringan (XBB),” tutupnya.*** (yuliantono)

Halaman :

Editor : Doni Ramdhani