Jabar Juara

Melalui Penunjukan Langsung, Proyek Konten Video Masjid Al Jabbar Telah Melalui Audit BPK 

Kehadiran Masjid Raya Al Jabbar tidak hanya menimbulkan kekaguman, namun juga menuai polemik. Mulai terkait tumpukan sampah pascaperesmian hingga mengenai anggaran menyusul ada beberapa pihak yang menilai sangat besar dan membandingkannya dengan Masjid di Provinsi lain./Humas Pemprov Jabar
INILAHKORAN, Bandung-Kehadiran Masjid Raya Al Jabbar tidak hanya menimbulkan kekaguman, namun juga menuai polemik. Mulai terkait tumpukan sampah pascaperesmian hingga mengenai anggaran menyusul ada beberapa pihak yang menilai sangat besar dan membandingkannya dengan Masjid di Provinsi lain.
Terkait lelang pembuatan konten  untuk Masjid Raya Al Jabbar pun menjadi salah satu perhatian publik. Bagaimana tidak, harga untuk membuat produk audio visual yang akhirnya digarap oleh perusahaan Sembilan Matahari lewat penunjukan langsung ini angkanya mencapai  miliaran rupiah. 
Kepala Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang (DBMPR) Jabar Bambang Tirtoyuliono menjelaskan mengapa Sembilan Matahari ditunjuk langsung menggarap pembuatan konten video untuk Masjid Raya Al Jabbar. Diketahui, pengajuan proyek lelang ini dilakukan oleh  DBMPR Jabar dengan nilai awal Rp20 Miliar. 
Kendati lelang sempat dibatalkan, namun ada 55 perusahaan yang ikut dalam tender ini, dan ada dua perusahaan yang mengajukan penawaran, yaitu PT. Wangsa Keling Saka Kamulyan dan Sembilan Matahari.  
Namun, lelang yang dilakukan sejak 1 April 2022 itu kini telah dibatalkan. Meski begitu, keluar satu perusahaan yang akhirnya ditunjuk untuk menggarap konten ini dengan nominal Rp14,5 Miliar atau jauh lebih kecil dibandingkan angka awal tender. Perusahaan tersebut yakni, Sembilan Matahari. 
"Sembilan Matahari ditunjuk langsung oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), setelah mendapatkan probity audit inspektorat," ujar Bambang, Senin (9/1/2023). 
Menurut Bambang, tender ini sebelumnya dilakukan sebanyak dua kali. Dan perusahaan Sembilan Matahari ini juga mengikuti kedua lelang yang dibatalkan tersebut.
"Ikut tender dari yang pertama, terus yang kedua gitu ya, gagal sehingga Sembilan Matahari (ditunjuk langsung) teknik mendapatkannya probity audit dari inspektorat, akhirnya ditunjuklah," ungkapnya. 
Pengajuan lelang ini bertujuan untuk membangun museum konten sesuai dengan yang direncanakan sejak lima tahun kemarin. Artinya, memang sudah dipersiapkan sejak tahun 2017 yang lalu hampir bersamaan dengan keseluruhan pembangunan masjid. 
Setelah itu, Bambang mengatakan, proses pengadaan barang dan jasanya ya untuk konten ini, melalui mekanisme pengadaan barang jasa melalui LKPP. Berdasarkan lelang LKPP tidak ada pemenangnya, karena tidak ada yang memasuki penawaran.
"Pada lelang kedua sesuai dengan Perpres, itu kan juga sama gagal. Akhirnya, itu dilakukan penunjukan, nah penunjukan ini PPK membuat kajian justifikasi teknis sesuai dengan amanat dari Perpres, lalu dilakukan mekanisme penunjukkan, akibat dari dua kali gagal lelang," jelasnya. 
Setelah keluar Sembilan Matahari sebagai pemenang, angka penawaran yang tadinya Rp20 miliar turun menjadi Rp14,5 miliar, sesuai dengan penawaran perusahaan di awal lelang. Tidak hanya berhenti disitu, BPK juga telah melakukan audit dari proses tender ini. 
"BPK kan masuk melakukan audit, nah dilakukan audit kemudian diperiksa dari tata kelola administrasi keuangannya, dan lain sebagainya di bulan Desember 2022 itu dilakukan audit oleh BPK," ucapnya. 
Menurutnya, angka tersebut cukup sesuai dengan kebutuhan yang akan dipenuhi pihak ketiga. Mengingat, dalam musem Masjid Raya Al Jabbar ini nantinya akan ada lima item pekerjaan besar. Lima jenis pekerjaan besar ini di dalamnya ada 243 item.
"Nah lima jenis pekerjaan besarnya itu ada Koleksi Nabi Muhammad, kemudian ada multimedia, kemudian ada diorama, nah itu bahkan dari audit itu ada sedikit temuan yang harus dilakukan perbaikan kembali," katanya. (Riantonurdiansyah)***

Editor : JakaPermana