Nahas, Lepas dari Pantauan Ibu, Bocah Tiga Tahun di Cipatat Meregang Nyawa dalam Sumur Sedalam 20 Meter

Nasib nahas menimpa Muhammad Fatan Alfarizi (3) bocah malang yang meregang nyawa usai terperosok ke dalam sumur sedalam 20 meter di Kampung Singapura RT 01/14 Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Nahas, Lepas dari Pantauan Ibu, Bocah Tiga Tahun di Cipatat Meregang Nyawa dalam Sumur Sedalam 20 Meter
Nasib nahas menimpa Muhammad Fatan Alfarizi (3) bocah malang yang meregang nyawa usai terperosok ke dalam sumur sedalam 20 meter di Kampung Singapura RT 01/14 Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB)./ilustrasi
INILAHKORAN, Ngamprah - Nasib nahas menimpa Muhammad Fatan Alfarizi (3) bocah malang yang meregang nyawa usai terperosok ke dalam sumur sedalam 20 meter di Kampung Singapura RT 01/14 Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Petugas Damkar yang melakukan evakuasi menduga, Fatan meninggal dunia diduga karena kehabisan oksigen. Terlebih di sumur tua tempat korban terperosok sudah tidak digunakan, namun masih ada air dengan ketinggian sekitar kurang lebih tiga meter. 
"Kejadiannya kemarin sekitar pukul 15.30 WIB, pas berhasil dievakuasi petugas Damkar sekitar dua jam kemudian korban sudah dalam kondisi meninggal dunia," kata Sekretaris Desa 
Sumurbandung, Taufik saat dikonfirmasi, Rabu 25 Januari 2023.
Ia menuturkan, kronologis kejadian ini berawal saat korban bersama sang ibu sedang mengambil rambutan di sebuah pohon yang tidak jauh dari sumur tersebut. 
"Saat ibunya memetik rambutan korban tanpa diketahui berjalan ke arah sumur yang sudah tidak dipergunakan tersebut," tuturnya.
Ia menjelaskan, sumur tersebut sebenarnya sudah ditutupi oleh kayu, namun disinyalir karena kayunya lapuk akhirnya saat korban berjalan di dekatnya langsung terperosok jatuh ke dalam sumur.
"Ibu korban yang melihat kejadian itu langsung berteriak meminta tolong sehingga ada seorang warga yang datang dan langsung mencoba melakukan pertolongan," jelasnya.
Kendati demikian, sambung dia, upaya tersebut gagal dilakukan mengingat kondisi sumur yang sempit dan dalam. 
"Karena kondisi sumur yang sempit dan dalam pihak desa menelpon petugas Damkar KBB dan tidak lama tiba di lokasi," ujarnya.
Setelah berupaya keras selama kurang lebih dua jam, sambung dia, akhirnya bocah malang tersebut berhasil dievakuasi petugas. Namun nahas nyawanya tidak tertolong.
"Keluarga korban menerima kejadian ini sebagai sebuah musibah dan membuat surat pernyataan menolak dilakukan autopsi. Malam harinya korban langsung dikuburkan oleh pihak keluarga," terangnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, KBB, Siti Aminah Anshoriah didampingi Kabid Pemadaman dan Penyelamatan Wisnu Astodewo menyebut, pihaknya menerjunkan lima personel ke lokasi dengan diback up Damkar dari Pos Cikalongwetan. 
Ia mengaku, saat melakukan penyelamatan anggotanya harus mengenakan tabung gas oksigen untuk membantu pernafasan di dalam sumur.
"Sumurnya cukup dalam dan dikhawatirkan minim oksigen atau ada gas beracun," ujarnya.
"Jadi anggota kami yang turun mengevakuasi ke bawah sumur dilengkapi dengan alat pernafasan dan tabung oksigen," pungkasnya.*** (agus satia negara)


Editor : JakaPermana