Optimalkan Keberadaan Kampung KB untuk Cegah Covid-19

Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) bukan semata tempat mendaratnya program keluarga berencana (KB) atau pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana). Keberadaan Kampung KB ternyata memiliki potensi besar dengan mengoptimalkan perannya sebagai sarana pencegahan Covid-19.

Optimalkan Keberadaan Kampung KB untuk Cegah Covid-19

Ditemui di tempat yang sama, Kepala DPPKBP3A Nunung Kartini mengungkapkan pihaknya tengah mengembangkan kampung KB tematik di Kota Tasikmalaya. Setiap kampung KB akan didorong untuk menjadi pusat keunggulan, baik produk maupun kekhasan lainnya.

Nunung mencontohkan, kelompok usaha peningkatan kesejahteraan keluarga sejahtera (Kelompok UPPKS) salah satu kampung KB di Kecamatan Cipedes mengembangkan kerajinan alas kaki. Di sana memproduksi kelom geulis dan rupa-rupa alas kaki lainnya. Sementara daerah lain didorong untuk mengembangkan payung khas Tasikmalaya.

“Tadi saya sudah menyampaikan kepada Pak RW di Kampung KB Cikdes untuk merespons kegandrungan masyarakat pada tanaman hias. Saya dorong agar di sana dibudidayakan tanaman hias untuk kemudian dijual kepada masyarakat atau pengunjung. Itu bisa menjadi kekhasan Cikdes. Sementara kampung KB yang lain bisa mengembangkan produknya sesuai potensi yang dimilikinya. Tasik ini kan dikenal sebagai penghasil kelom geulis, payung, bordir, dan lain-lain. Mengapa tidak kita kembangkan menjadi kampung KB tematik sendiri,” kata Nunung.

Di bagian lain, Nunung mengaku tengah mengembangkan sebuah inovasi terkait pelayanan masyarakat di kampung KB. Yakni, menjadikan kampung KB sebagai kawasan ramah anak. Inovasi ini sejalan dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban DPPKBP3A.

“Inovasi berupa konsep kampung KB ramah anak. Namanya Kakaren Karamat: Kampung KB dan Kampung Ramah Anak Terpadu. Tidak hanya untuk penguatan program Bangga Kencana, tetapi untuk menghadirkan sebuah kawasan ramah anak. Kita dorong agar sudut-sudut tertentu didesain ramah anak. Artinya, setiap anak bisa memanfaatkan ruang yang ada di kampung KB tersebut,” terang Nunung.

Nunung mengaku sudah mengusulkan inovasi tersebut kepada pimpinan daerah. Harapannya, Kakaren Kaamat sudah bida dilaksanakan tahun depan untuk setiap kampung KB di Kota Tasikmalaya. “Sedang dirintis dan sudah diusulkan. Namun karena ada pandemi, harus ada refocusing anggaran dari semula untuk inovasi tersebut menjadi penanganan Covid-19. Meski belum bisa sekarang, saya optimistis mimpi-mimpi saya kelak bisa dilaksanakan,” ujar Nunung semangat.

Sementara itu, Koordinator Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Jawa Barat Irfan Indriastono menjelaskan, safari monitoring dan evaluasi kampung KB menjelang akhir tahun ini membawa empat agenda utama. Pertama, diseminasi perubahan nomenklatur dari kampung keluarga berencana menjadi kampung keluarga berkualitas. Dengan rebranding ini, kampung KB tidak saja fokus pada penguatan pelayanan KB. Melainkan mendorong peningkatan kualitas hidup keluarga.


Editor : Ghiok Riswoto