Gaya Hidup

Permadani "Aladin" di Kaki Gunung Rinjani

Ilustrasi (antara)

Selepas dari Desa Adat Beleq barulah kita harus mendaki sedikit menuju anak Bukit Selong. Hingga akhirnya pemandangan terbuka seperti panggung pertunjukkan alam terpampang.

Di mana, karpet petakan lahan pertanian bawang putih milik warga menganga di depan mata. Petakan itu berwarna warni saat terkena sorot sinar matahari, hijau dan kuning. Di belakangnya berdiri dengan gagahnya Bukit Pergasingan.

Sebuah pemandangan yang benar-benar eksotis, yakni petakan lahan pertanian menyerupai permadani "Aladin" bak lukisan karya maestro dunia.

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Undefined variable $baca_slug1

Filename: post_amp/_amp_post.php

Line Number: 151

Backtrace:

File: /www/wwwroot/01_inilahkoran/view/application/views/post_amp/_amp_post.php
Line: 151
Function: _error_handler

File: /www/wwwroot/01_inilahkoran/view/application/controllers/Amp_controller.php
Line: 398
Function: view

File: /www/wwwroot/01_inilahkoran/view/application/controllers/Amp_controller.php
Line: 114
Function: post

File: /www/wwwroot/01_inilahkoran/view/index.php
Line: 325
Function: require_once

Baca Juga :

Terkadang di atas Bukit Pergasingan menggelayuti awan putih berpadu dengan petakan lahan pertanian. Benar-benar memanjakan mata wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.

Saat kepala pengunjung diarahkan ke kanan sejajar dengan Desa Adat Beleq, lukisan alam kembali terampang di mana tujuh rumah adat dengan "background" Gunung Rinjani yang memiliki ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Jika fisik memungkinkan, cobalah mendaki ke arah puncak Bukit Selong. Pemandangan nan lebih eksotis pun kembali terpampang antara petak rumah warga dan menara masjid serta petakkan perkebunan bawang putih dengan latar belakang Gunung Rinjani.

Baca Juga :

"Setiap hari ada saja yang berkunjung ke Bukit Selong untuk berfoto-foto," kata Rosidin, warga Sembalun Lawang.

Halaman :

Editor : suroprapanca