Risalah

Renungan tentang Gaya Hidup Metropolis

ilustrasi/net

KEMARIN membimbing disertasi tentang Lifestyle Masyarakat Metropolis Surabaya. Diskusi melebar sampai pada masalah pengajian atau majelis ta'lim yang marak sekali di masyarakat kota.

Sebagian orang melihat menjamurnya majlis ta'lim di masyarakat kota ini sebagai potret menaiknya kesadaran spiritualitas komunitas urban. Namun ada sebagian yang berpandangan bahwa itu hanya sebagai gaya hidup, bukan kesadaran hidup.

Apakah berbeda antara kesadaran hidup dengan gaya hidup? Perbedaan paling inti adalah bahwa kesadaran hidup itu berangkat dari rasa butuh diri sendiri demi pencapaian kebahagiaan hakiki. Sementara gaya hidup itu adalah berangkat dari tuntutan lingkungan untuk bersama dalam satu identitas.

Baca Juga : Orang yang Mendapatkan Kamar Khusus di Surga

Diskusi tentang hal ini berlanjut pada efek, fungsi atau pengaruh yang didapat dari dua model pengajian itu, yakni pengajian sebagai kebutuhan hidup dan pengajian sebagai gaya hidup. Banyak yang berkata bahwa fungsi dan pengaruh pengajian akan perkembangan diri sangatlah tergantung pada ketulusan niat. Jadi, kalau niatnya memang mengaji demi karena Allah, pastilah ada perubahan sikap yang signifikan menuju hidup lebih baik.

Mari kita perbaiki niat kita. Mari kita tanamkan rasa butuh kita pada perbaikan diri dengan cara menambah ilmu. Selalu saya katakan bahwa satu-satu pelajaran meminta tambahan dalam al-Qur'an adalah meminta tambahan ilmu. RABBI ZIDNI 'ILMA. Salam, AIM. [*]

Baca Juga : Apakah Penduduk Surga Tidur dan Bermimpi?

Editor : Bsafaat