Setelah Ramadhan Usai, Istiqomah Itu Sulit Tapi Harus Diusahakan

Jika Ramadhan Telah Berakhir, Apa Langkah Selanjutanya Yang Harus Dilakukan? Maka jelas jawabannya adalah istiqomah. Jika ada yang berkata tapi istiqomah itu sulit maka kita jawab: “Memang Istiqomah Itu Sulit, Tapi Harus Diusahakan!”

Setelah Ramadhan Usai, Istiqomah Itu Sulit Tapi Harus Diusahakan
Adi Permana Sidik Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP USB YPKP, Awardee LPDP, Mahasiswa Program S3 Ilmu Komunikasi FIKOM Unpad

Jawabannya sudah sangat jelas, kebaikan-kebaikan itu harus terus dilanjutkan dan tidak boleh berhenti hanya karena bulan Ramadhan sudah berlalu. Kebaikan-kebaikan yang terus berlanjut tanpa putus dalam konsep ajaran Islam disebut dengan Istiqomah. Sementara Istiqomah bisa diartikan secara sederhana dengan kata konsisten. Singkatnya, yang perlu kita lakukan setelah bulan Ramadhan berakhir adalah Istiqomah

Istiqomah berasal dari kata qawama yang berarti berdiri tegak lurus. Kata  istiqomah  selalu  dipahami  sebagai  sikap  teguh  dalam  pendirian, konsekuen, tidak condong atau menyeleweng ke kiri atau ke kanan dan tetap berjalan pada garis lurus yang telah diyakini kebenarannya. Karena itu, istiqomah sering diartikan dengan teguh hati, taat asas atau konsisten. Istiqomah adalah tegak dihadapan Allah atau tetap pada jalan yang lurus dengan tetap menjalankan kebenaran dan menunaikan janji baik yang berkaitan dengan ucapan, perbuatan, sikap dan niat (Zuhdi, 2011).

Oleh sebab itu, istiqomah merupakan bagian penting dalam ajaran Islam. Hal diperkuat dengan munculnya term atau istilah istiqomah di dalam Al-Qur’an. Kata istiqomah dalam Al-Qur’an terdapat pada beberapa ayat dan surat, seperti yang tercatat dalam Mu’jam al-Mufahrasy Li al-Fadz Al-Qur’an, kata istiqomah mempunyai 10 (sepuluh) kata di 9 (sembilan) surat dan di delapan ayat. Maka, ayat-ayat ini menjadi dasar dan argumen bahwa istiqomah mempunyai peran dalam sisi kehidupan yang perlu ada pada setiap yang bergelar Muslim (Bahri, 2019).

Baca Juga : NIK Jadi NPWP, Kenapa Harus Takut?

Sementara menurut Buya Hamka dalam karyanya Tafsir Al-Azhar kata istiqomah bermakna teguh pendirian, tegak lurus, teguh tegap dengan pendirian. Tidak bergeser, tidak beranjak. Tidak saat dicondongkan ke kanan malah ke kiri, tidak saat dimundurkan ke belakang malah ke depan ataupun sebaliknya. Dalam artian tidak keluar dari tempat tegak berdirinya. Apapun yang terjadi, pendirian ini tidak dilepaskan (pps.unidagontor.ac.id, 2022).

Selain di dalam Al-Qur’an, kata istiqomah juga muncul di dalam hadits Nabi Muhammad SAW.  

Dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.”  [HR. Muslim, no. 38, dikutip dari rumasyho.com, 2019).

Keutamaan Istiqomah


Editor : Ghiok Riswoto