Tanggapi Adanya 93 Sekolah Masuk Zona Sesar Lembang, Disdik KBB: Perbup SPAB Masuk Tahap Finalisasi 

Pembahasan Peraturan Bupati (Perbup) terkait Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Kabupaten Bandung Barat telah memasuki tahap finalisasi.

Tanggapi Adanya 93 Sekolah Masuk Zona Sesar Lembang, Disdik KBB: Perbup SPAB Masuk Tahap Finalisasi 
Pembahasan Peraturan Bupati (Perbup) terkait Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Kabupaten Bandung Barat telah memasuki tahap finalisasi./Agus Satia Negara
INILAHKORAN, Ngamprah - Pembahasan Peraturan Bupati (Perbup) terkait Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Kabupaten Bandung Barat telah memasuki tahap finalisasi.
Hal itu diketahui, usai pembahasan SPAB yang dilaksanakan Dinas Pendidikan (Disdik) KBB, BPBD KBB dan sejumlah pihak terkait lainnya.
Hadirnya Perbup SPAB dinilai penting mengingat Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu daerah yang rawan terjadi bencana alam, seperti potensi gempa bumi lantaran ada sebagian wilayahnya yang masuk zona sesar aktif Lembang yang membentang sepanjang 29 kilometer.
"Perbup SPAB ini dibuat untuk menekan risiko korban di lingkungan sekolah saat terjadi bencana alam," ucap Plt Sekretaris Disdik Dadang A. Sapardan usai rapat koordinasi dengan BPBD KBB di Ngamprah.
Ia menjelaskan, Perbup SPAB ini sebetulnya sudah lama dibahas. Bahkan, sejak tahun 2020 bersama pihak Save the Children dan BPBD KBB. Namun karena terjadi pandemi COVID-19 pembahasannya sempat terhenti. 
"Sekarang setelah terjadi gempa Cianjur yang mengakibatkan korban jiwa ratusan, finalisasinya semakin diintensifkan," jelasnya.
"Kami berkaca pada kejadian bencana gempa di Cianjur, banyak korban jiwa dan bangunan sekolah rusak. Apalagi wilayah KBB bagian selatan banyak sekolah yang rawan longsor karena berasa dekat dengan tebing," tuturnya. 
Ia menyebut, ada tiga pilar yang mengakomodir Perbup SPAB, yaitu fasilitas sekolah aman, manajemen bencana sekolah, dan pendidikan pencegahan/pengurangan risiko bencana. 
"Jadi sekolah harus diberi pemahaman apa yang mesti dilakukan ketika terjadi bencana. Hal ini untuk mencegah jatuhnya korban jiwa," sebutnya.
Sementara untuk struktur bangunan sekolah yang sekarang, lanjut dia, sudah mulai memakai baja ringan dan atap menggunakan bitumen.
"Penggunaan baja ringan dan mengganti genting dengan atap bitumen membuat beban bangunan tidak berat. Kalaupun atap ambruk relatif ringan dan tidak sekaligus seperti genting," ujarnya.
Berdasarkan data dari BPBD KBB, tercatat total 868 SD dan SMP dimana yang terlewati Sesar Lembang ada 93 sekolah. Yang membentang sepanjang 29 kilometer dari situs Batu Lonceng, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang hingga Desa Bojongkoneng, Kecamatan Padalarang. 
"Sekolah yang berdekatan dan berada dekat dengan Sesar Lembang ada 55 SD, 13 SMP, 23 SMA, dan 2 SLB," ucap Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD KBB, Saepul Uyun. 
"Mereka harus diberi pemahaman mengenali bencana dan apa yang dilakukan ketika terjadi bencana," tandasnya.*** (agus satia negara)


Editor : JakaPermana