Tausyiah Jumat Penuh Berkah

SALAM damai dan tenang saudara dan sahabatku. Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya mendoakan selalu semoga semua saudara dan sahabat dalam keadaan sehat dan afiyat, damai dan tenteram dalam menjalani hari-hari yang tak pernah berhenti berjalan menuju titik akhir. Yakinkan kita dan keluarga kita berada di jalan yang lurus menuju ridla dan surgaNya.

Tausyiah Jumat Penuh Berkah

SALAM damai dan tenang saudara dan sahabatku. Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya mendoakan selalu semoga semua saudara dan sahabat dalam keadaan sehat dan afiyat, damai dan tenteram dalam menjalani hari-hari yang tak pernah berhenti berjalan menuju titik akhir. Yakinkan kita dan keluarga kita berada di jalan yang lurus menuju ridla dan surgaNya.

Apakah ada di antara saudara dan sahabatku yang sedang resah dan gelisah karena sebagian nikmat Allah dicabut, tersingkir menjauh dan hilang dari dekapan kita? Ijinkan saya berbagi taushiyah dari guru-guru saya yang sering saya jadikan rujukan saat saya ditipu, dihina, dan bahkan lebih dari itu. Mari kita renungkan bersama.

Syekh Muhammad Mutawalli Sya'rawi adalah salah seorang guru, penceramah dan penulisyang saya hormati dan kagumi. Beliau pernah berkata begini: "Sebagai upaya menenangkan akal dan hatimu--dari kegalauan dan kegelisahan-- tanamkan keyakinan bahwa dalam segala apa yang Allah cabut (ambil) darimu adalah tak ada kebaikan."

Baca Juga : Budaya Membuka Aurat Jadi Pemandangan Lumrah

Teringat juga pada taushiyah beliau di lain tempat bahwa Allah memberikan sesuatu kepada kita karena kasih sayangNya (rahmat) dan mencabut sesuatu dari kita karena kebijaksanaanNya (hikmah) yang luar biasa. Nah, jika keyakinan semacam ini tertanam kuat dalam diri kita, alasan apa lagi yang bisa membenarkan kita untuk gelisah? Jalanisaja hidup dengan sabar dan syukur. Ada rahasia Allah di sana.

Ada lagi dawuh dari ulama yang sangat terkenal dalam dunia Islam, yakni Syekh Abdul Qadir Jailani, yang menyatakan bahwa semua nikmat yang Allah cabut dari hambanNya pastilah akan diganti dengan nikmat yang lebih baik, minimal sama derajat kenikmatannya. Sayangnya, kebanyakan kita terbatas memandang nikmat itu sebatas pandangan mata kita dan sebatas pendengaran serta rasa kita. Padahal, nikmat Allah itu banyak dan luar biasa luasnya. Renungkanlah.

Satu potong ayat saja sesungguhnya cukup menjadikan kita tersenyum bahagia. Potongan ayat itu adalah firman Allah: "Rahmatku meliputi SEGALA SESUATU." Jadi, dalam segala sesuatu pasti ada rahmat atau kasih sayang Allah. Mahabenar Allah dengan segala firmanNya. Salam akrab dan hormat, Ahmad Imam Mawardi (AIM). [*]

Baca Juga : Onani Melalui Telepon Mesra, Bolehkah?


Editor : Bsafaat