Tekan Swamedikasi, Ade Yasin Lantik Apoteker dan Farmasis Agen Perubahan

Lebih dari 50% penduduk di Indonesia melakukan swamedikasi. Upaya pengobatan sendiri ini dilakukan sebelum mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan.

Tekan Swamedikasi, Ade Yasin Lantik Apoteker dan Farmasis Agen Perubahan
Foto: Reza Zurifwan

INILAH, Bogor - Lebih dari 50% penduduk di Indonesia melakukan swamedikasi. Upaya pengobatan sendiri ini dilakukan sebelum mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan.

Relatif tingginya angka tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat. Ditambah, gencarnya produsen obat melalui berbagai media dan kurangnya informasi dari tenaga kesehatan.

Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, swamedikasi itu tergolong perilaku yang kurang baik. Untuk itu, bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dia melantik 40 apoteker dan 10 farmasis sebagai agen perubahan dari perilaku masyarakat yang kurang baik.

"Sebanyak 50 orang apoteker dan farmasis yang dilantik hari ini adalah ujung tombak agen perubahan dalam gerakakan masyarakat cerdas menggunakan obat (Gema Cermat)," ucap Ade Yasin, Kamis (25/4/2019).

Menurutnya, penggunaan obat yang tidak tepat itu bisa menimbulkan efek samping. Selain itu, berdampak negatif dan tidak diinginkan bagi penggunanya seperti antibiotika.

"Agar penggunaan obat rasional, sesuai kebutuhan dalam periode adekuat dan memenuhi syarat maka harus ada sosialisasi Gema Cermat karena kalau penggunaan obat tidak tepat bisa berdampak dalam menurunnya mutu pengobatan, bengkaknya biaya pengobatan, menimbulkan efek samping negatif hingga resistensi antibiotika," terangnya.

Selain itu, dia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menggunakan obat sembarangan. Sebaiknya, warga melaksanakan gerakan dapatkan, gunakan, simpan, dan buang obat secara benar dan tepat.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani