Jabar Juara

Ukuran Pas Anak Kos

KEPUTUSAN personal Ridwan Kamil untuk maju kembali pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat periode 2024-2029 adalah langkah yang tepat. Baik dari realitas, proyeksi, maupun fatsun politik./Humas Pemprov Jabar

KEPUTUSAN personal Ridwan Kamil untuk maju kembali pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat periode 2024-2029 adalah langkah yang tepat. Baik dari realitas, proyeksi, maupun fatsun politik.

Sebagai politisi, sejatinya Ridwan Kamil punya potensi maju pada Pilpres 2024 mendatang. Apakah sebagai calon presiden atau calon wakil presiden. Bukankah elektabilitasnya masih di peringkat empat secara keseuruhan? Dia bahkan figur Partai Golkar dengan elektabilitas tertinggi.

Tapi, dia paham, dia “anak baru” di Golkar. Istilahnya, dia masih “kos-kosan” di partai berlambang pohon beringin itu. Belum sepenuhnya berumah. Dan, rupanya dia tak hendak jadi anak kos yang liar, menerjang segala aturan partai.

Baca Juga : Ridwan Kamil Pilih Bertahan di Jawa Barat, Pengamat Nilai Sangat Realistis

Emil memegang fatsun politik. Partai Golkar, melalui musyawarah nasional, sudah menetapkan Airlangga Hartarto sebagai figur yang akan diusung jadi calon presiden. Jauh sebelum Emil bergabung dengan ‘si Kuning’. Sebagai politisi baru di partai, dia menghormati itu.

Tidak apa. Itu perilaku yang bagus bagi seorang politisi. Itu bisa bermakna orientasinya bergabung dengan partai politik, tak semata soal kekuasaan. Meskipun dalam hitung-hitungan, sekali lagi, dia jadi politisi Partai Golkar dengan elektabilitas tertinggi, jauh di atas Airlangga.

Fatsun itu pula yang membuatnya tak ngoyo mengejar tiket kandidat calon Gubernur DKI Jakarta. Dia paham, Golkar sudah mulai menyebut-nyebut nama kandidat. Yang paling gencar adalah Ahmad Zaki Iskandar, Bupati Tangerang. Ada pula Airin Rachma Dianty, mantan Wali Kota Tangerang Selatan, meski nama ini juga disebut-sebut bisa maju di Pilgub Banten.

Baca Juga : Konflik Antar Pelajar Kembali Marak, Wagub Jabar Imbau Masyarakat Tingkatkan Kepedulian

Pilihan Emil tak ngoyo di Pilkada DKI Jakarta, bisa pula, jadi pilihan terbaik. Pertama, tak selamanya jadi Gubernur DKI Jakarta bisa mendongkrak karier politik. Kecuali Joko Widodo dan Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta sebelumnya toh tenggelam.

Halaman :

Editor : JakaPermana