Menkop UKM Paparkan Peluang dan Tantangan Wirausaha Baru Kepada Mahasiswa SBM ITB

INILAHKORAN,Bandung- Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) terus menggelorakan target penambahan 1 juta wirausaha baru. Hal itu dilakukan melalui berbagai langkah termasuk mendorong kalangan terdidik menjadi pengusaha.

Hal tersebut disampaikan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki saat memberikan kuliah umum di Kampus Sekolah Bisnis & Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), Kota Bandung, Senin 12 Juni 2023

Menurut Teten, pemerintah saat ini sedang membidik calon wirausaha dari kalangan terdidik untuk bisa membuat ekosistem bisnis di Indonesia semakin unggul. "Karena itu kita sekarang ingin bekerja sama dengan inkubator di perguruan tinggi untuk menyiapkan entrepreneur muda, di setiap kampus untuk mereka bisa memulai bisnis," kata Teten SBM ITB, Senin 12 Juni 2023.
 
Menurut Teten, demi mencapai target Indonesia jadi negara maju pada 2024, selain pembangunan infrastruktur dan pembangunan SDM, pertumbuhan ekonomi pun sangat penting. Karena itulah lanjut Teten, kini pemerintah menargetkan tambahan 1 juta wirausaha demi mencapai target tersebut.
 
Di samping itu, menurut Teten, kini tren penggunaan produk lokal tengah tinggi di tengah masyarakat. Bahkan, kini 40 persen anggaran pemerintah dan BUMN pun ditargetkan untuk dibelanjakan kepada produk UMKM. "Jadi sekarang saat yang tepat untuk membuat produk lokal, anak-anak muda sekarang ingin bergaya bisa dengan harga murah, saya juga Menteri pakai sepatu lokal, murah tapi gaya," katanya.

Baca Juga : FOTO: Teten Masduki Beri Kuliah Umum di SBM ITB

Teten menuturkan,saat ini sebanyak 72 persen kalangan milenial pun lebih tertarik untuk berkarier sebagai pebisnis dibandingkan menjadi pegawai atau birokrat, dan yang lainnya. Maka dari itu, dia pun mengajak para mahasiswa untuk mulai berwirausaha.

Setelah itu, menurutnya, produk-produk yang dihasilkan oleh kalangan terdidik itu perlu berbasis kreativitas, inovasi, dan teknologi, dan diintegrasikan dengan riset-riset dari perguruan tinggi. "Saya sudah berbincang dengan para pengusaha besar, ternyata saat memulai bisnis itu produknya bisa apa saja, tapi nanti bisa dikembangkan ide-idenya," katanya.

Baca Juga : Aksi Perundungan dan Kekerasan Seksual Masih Marak Terjadi, Disdik KBB Ungkap Faktor Penyebabnya

Lebih lanjut Teten menambahkan, Indonesia baru mencapai persentase 3.4 persen. Angka tersebut masih dianggap rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura 8.6 persen serta Malaysia dan Thailand (di atas 4.5 persen). Karena syarat untuk menjadi sebuah negara maju lanjutnya, suatu negara minimal memiliki 4 persen dari populasinya sebagai pengusaha.