Saran Dedi kepada Anne, Jangan Hanya Andalkan Destinasi yang Sudah Ada

Budayawan Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sumbang saran demi kemajuan Kabupaten Purwakarta. Menurutnya, pemerintah setempat harus segera menggulirkan terobosan-terobosan baru, guna mempertahankan kemasyuran

Saran Dedi kepada Anne, Jangan Hanya Andalkan Destinasi yang Sudah Ada
INILAH, Purwakarta - Budayawan Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sumbang saran demi kemajuan Kabupaten Purwakarta. Menurutnya, pemerintah setempat harus segera menggulirkan terobosan-terobosan baru, guna mempertahankan kemasyuran daerah yang terkenal dengan air mancurnya itu. 
 
"Dalam hal ini, dibutuhkan kreativitas dan inovasi dari para pegawai pemerintah (ASN)," ujar Dedi kepada INILAH, akhir pekan kemarin. 
 
Dedi mencontohkan dari sektor pariwisata misalnya. Menurut dia, untuk mempertahankan jumlah kunjungan, pemerintah harus membuat inovasi baru. Jangan hanya, mengandalkan destinasi-destinasi wisata yang telah dibangun sebelumnya. 
 
"Selama ini, mungkin pertunjukan Air Mancur yang jadi primadona. Tapi lihat, daerah lain pun saat ini sudah mengembangkannya. Kalau tidak berinovasi, apakah kita siap bersaing dengan daerah lain?," ujar mantan Bupati Purwakarta itu menerangkan. 
 
Dedi menuturkan, jika pemerintahnya tidak menggulirkan terobosan baru di sektor pariwisara, dirinya tak yakin jumlah kunjungan ke wilayah ini bisa meningkat. Menurut dia, memang sudah seharusnya terus bikin inovasi baru. Supaya pengunjung tak jenuh.
 
"Kalau ASN-nya kreatif dan inovatif, saya yakin target 4 juta kunjungan akan terealisasi," kata dia. 
 
Dia pun sedikit mengritik terkait pola kerja ASN saat ini. Selama ini, birokrasi terlalu kaku. Karena, para abdi negaranya terlalu berpaku pada nilai-nilai material, serta terkesan Hany mengejar jabatan semata. 
 
Sehingga, hal itu membuat mereka tidak fokus pada pekerjaan utama yakni melayani masyarakat dengan mengedepankan pikiran dan perasaan sebagaimana hubungan antara manusia dan tuhan, manusia dan manusia, juga manusia dengan lingkungan.
 
"Yang perlu ditekankan adalah konsep kultural demokrasi agar PNS bisa berinovasi," tambah dia. 
 
Dedi menambahkan, nantinya inovasi dan kreasi para pegawai ini bisa menjadi salah satu penilaian untuk mereka menerima tunjangan kerja dinamis (TKD). Jadi, kata dia, TKD ini jangan hanya berpatokan disiplin absen. 
 
Secara umum, sambung dia, jika produktifitas si pegawai itu bagus, secara otomatis kinerja, kedisiplinan dan kehadirannya juga bagus. Dengan kata lain, yang jadi patokan itu harusnya produk si pegawai tersebut. 
 
"Percuma juga kalau absennya bagus tapi produknya tidak ada," pungkasnya.


Editor : inilahkoran