Kritis Tenda Pengungsi, BPBD KBB Terpaksa Perbaiki Satu Tenda Rusak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat ini tengah mengalami krisis tenda hanggar yang digunakan untuk pengungsi. 

Kritis Tenda Pengungsi, BPBD KBB Terpaksa Perbaiki Satu Tenda Rusak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat ini tengah mengalami krisis tenda hanggar yang digunakan untuk pengungsi. /Agus Satia Negara
INILAHKORAN, Ngamprah - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat ini tengah mengalami krisis tenda hanggar yang digunakan untuk pengungsi
Kondisi krisis tenda pengungsi tersebut terjadi lantaran saat ini stok tenda yang ada sebelumnya sudah dikirimkan untuk perbantuan gempa bumi di Kabupaten Cianjur beberapa waktu lalu.
"Kita sekarang sudah tidak memiliki tenda pengungsi karena empat tenda yang ada sebelumnya sudah dikirim ke Cianjur untuk membantu korban gempa," kata Plt Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD KBB, Amas, Rabu 4 Januari 2023.
Ia menyebut, tenda yang dikirim ke Cianjur kemungkinan bakal dipakai dalam jangka waktu yang cukup lama dan tidak menutup kemungkinan rusak.
"Tapi terlepas dari itu semua, kondisi tersebut sebagai bentuk support KBB sebagai daerah tetangga dan sudah jadi intruksi dari Gubernur Jawa Barat," sebutnya.
Ia mengaku, saat ini pihaknya hanya bisa memperbaiki satu tenda yang sudah rusak sebagai cadangan dan itu pun jadi satu-satunya tenda yang saat ini dimiliki sebagai antisipasi.
"Itu kita gunakan jika sewaktu-waktu terjadi bencana di KBB dan dibutuhkan untuk menampung para pengungsi. Mengingat KBB termasuk daerah yang rawan terjadi bencana," ujarnya.
Meski begitu, sebagai cadangan pihaknya sangat membutuhkan tenda hanggar bagi pengungsi. Oleh karenanya, pihaknya pun sudah mengusulkan tenda ke provinsi dan BNPB agar segera dikirim tenda baru.
Selain tenda pengungsi, sambung dia, banyak juga logistik di gudang bufer stok BPBD KBB yang kondisinya menipis karena telah dipergunakan untuk korban bencana.
"Seperti makanan siap saji dalam bentuk paket dengan logistik lainnya, semacam pampers, mainan bola anak, dan yang lainnya," sebutnya.
Sedangkan, lanjut dia, yang stoknya masih cukup banyak seperti kantong mayat, alat pelindung diri (APD) petugas penyemprot disinfektan, vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk diserahkan ke peternak. 
"Kalau untuk bantuan makanan, perumahan, atau infrastruktur itu jadi penanganan teknis dari OPD terkait seperti Dinsos, Perkim, DPUTR," ucapnya.
Ia menyebut, dengan adanya aturan baru membuat anggaran dan bantuan di BPBD jadi berkurang. 
"Misalnya saja untuk bantuan makanan didrop dari Dinsos, untuk bantuan rumah dari Perkim, makanya dengan kolaborasi pentahelix kita berharap dalam penanganan bencana bisa bersinergi termasuk dengan pihak swasta dan media," tandasnya.*** (agus satia negara)


Editor : JakaPermana