Mitigasi Harus Beradaptasi dengan Perubahan Pola Bencana

Potensi bencana alam selalu menghampiri Indonesia setiap tahunnya mulai dari gempa bumi, pergeseran tanah, kebakaran, gunung meletus, tsunami dan lain sebagainya. Bencana-bencana ini terus berulang da

Mitigasi Harus Beradaptasi dengan Perubahan Pola Bencana
INILAH, Jakarta - Potensi bencana alam selalu menghampiri Indonesia setiap tahunnya mulai dari gempa bumi, pergeseran tanah, kebakaran, gunung meletus, tsunami dan lain sebagainya. Bencana-bencana ini terus berulang datang lagi dan lagi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
 
Maka dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan mitigasi bencana bagi semua pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, masyarakat umum, pelaku usaha, dan pengelola kawasan industri agar terhindar dari dampak yang lebih besar dan tidak diinginkan atas kejadian bencana alam.
 
Direktur Disaster Management Institute of Indonesia (DMII) lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Wahyu Novyan mengatakan, agar wawasan seluruh pemangku kepentingan bertambah, pihaknya menggandeng para ahli di bidang kebencanaan untuk memberikan materi tentang pengetahuan dan mitigasi bencana. 
 
"Mulai dari mengulas potensi bencana dan upaya mitigasi di 87 lokasi kawasan industri yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Kemudian membahas potensi bencana geologi 2019, dan upaya mengurangi risiko jatuhnya korban," kata Wahyu dalam diskusi panel bertemakan 'Disaster Outlook 2019' yang dilaksanakan di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (1/2/2019).
 
Sementara di tempat yang sama pakar gempa bumi Institut Teknologi Bandung (ITB) Irwan Meilano mengatakan pola dan perilaku gempa di Indonesia sedang berubah setidaknya dalam 30 tahun terakhir.
 
Irwan menjelaskan, beberapa kali gempa besar yang menerjang Indonesia pada tahun 2018 kemarin seperti gempa Lombok dan Palu menunjukkan pola perubahan itu. Kedua gempa yang berkekuatan di atas 7 Skala Richter (SR), kata Iwan, adalah pola dan perilaku baru yang hadir di Indonesia.
 
"Dari Lombok dan Palu, kita belajar bahwa kita mempunyai gempa lebih dari 7 SR. Sebelumnya, 30 tahun lalu belum pernah sama sekali. Oleh sebab itu, mitigasi harus beradapatasi akan perubahan-perubahan itu," katanya.


Editor : inilahkoran