Warga Gadog Kecewa Kinerja Lembaga Aset

Warga Kampung Purut Desa Gadog, Kecamatan Gadog, Megamendung, kecewa dengan lamanya proses pembebasan lahan milik mereka yang akan dibangun Proyek Strategis Nasional (PSN) Waduk Cipayung.

Warga Gadog Kecewa Kinerja Lembaga Aset
INILAH, Bogor – Warga Kampung Purut Desa Gadog, Kecamatan Gadog, Megamendung, kecewa dengan lamanya proses pembebasan lahan milik mereka yang akan dibangun Proyek Strategis Nasional (PSN) Waduk Cipayung.
 
Kepala Desa Gadog Dedi Junaedi mengatakan, warga kecewa karena kabar pembayaran 96 bidang milik warga belum juga direalisasi hingga 3 bulan ini. Lembaga Aset Manajemen Nasional (LMAN) baru akan membayar pada akhir November ini.
 
"Warga kecewa kinerja LMAN ini. Padahal proyek pembangunan Waduk Cipayung masuk PSN yang seharusnya dipercepat,"kata Dedi kepada wartawan, Rabu (21/11/2018).
 
Dedi mengatakan, proyek Waduk Cipayung dan Waduk Sukamahi yang digulirkan tahun 2016 seharusnya selesai pada April 2019. Namun proyek ini diperkirakan molor kalau melihat perkembangan pembebasan lahan dan pembangunan fisiknya.
 
"Lahan Waduk Cipayung yang baru dibebaskan baru 5 persen, sementara lahan Waduk Sukamahi baru 10 persen. Lambatnya pembebasan lahan mengakibatkan pembangunan fisik dua waduk senilai Rp3,1 triliun ini molor dari target," jelasnya.
 
Dedi mengatakan, lambatnya pembebasan lahan karena berubahnya sistem proses pembayaran, mulai dari perubahan kewenangan Tim Pelaksana Pengadaan Tanah (TP2T) ke LMAN.
 
"Dulu pembebasan lahan dilakukan TP2T yang terdiri dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane dan Kantor Pertanahan Nasional (KPN) Kabupaten Bogor. Lalu kewenangan beralih ke LMAN. Proses birokrasi panjang di LMAN membuat pembebasan lahan berjalan lambat," kata Dedi.
 
Camat Megamendung Hadijana membenarkan lambatnya kinerja LMAN maupun Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Dia meminta proyek pembangunan Waduk Cipayung dan Waduk Sukamahi dipercepat.
 
"Kemarin LMAN beralasan pembebasan lahan bukan hanya di Waduk Cipayung dan Waduk Sukamahi. Padahal proyek dua  waduk ini sangat  dekat Istana Presiden dan mempengaruhi banjir Jakarta yang seharusnya menjadi prioritas," katanya.
 
Dia mengatakan, proses musyawarah antara pemilik lahan dan LMAN dan BBWS Ciliwung-Cisadane mengakibatkan warga 'terpaksa' menerima harga apraisal yang diajukan LMAN.
 
"Warga Kampung Purut Desa Gadog sebenarnya ada yang keberatan dengan harga apraisal. Tetapi karena berpikir waktu yang akan berkepanjangan dan untuk menghindari kerugian, warga menerima tawaran tersebut," ujarnya.


Editor : inilahkoran