Ambillah Api dan Semangat Islam, Bukan Bajunya

-Hanya mereka yang lebih menyukai organisasi, tertib, stabilitas, persatuan, doktrin yang penuh kepastian dan kekuasaan, yang selalu menafikan kerinduan personal dari manusia kepada khaliknya.

Ambillah Api dan Semangat Islam, Bukan Bajunya
Ilustrasi/Net

-Hanya mereka yang lebih menyukai organisasi, tertib, stabilitas, persatuan, doktrin yang penuh kepastian dan kekuasaan, yang selalu menafikan kerinduan personal dari manusia kepada khaliknya.

Bagi mereka, Allah SWT itu sesuatu yang harus ditaati, bukan digandrungi. Bahkan ketika kerinduan kepadaNya itu kian dimungkinkan lebih dekat dengan merindu pula kekasihNya, Sang Nabi.

Entah mengapa, mereka sepertinya selalu memandang rendah manusia, diri mereka sendiri. Tak percaya bahwa kita semua, dengan karunia akal dan segala yang diberikan Allah yang menjadikan kita sebagai khalifah-Nya di Bumi, bisa mengambil apa yang disebut Sayyid Ameer Ali sebagai api Islam. Semangat untuk menegaskan laa ila ha ilallah, dan Muhammad sebagai utusanNya. Bukankah akal kita pun dengan gampang membedakan mana yang kita cinta, serta siapa yang yang kita sembah?

Baca Juga : Terlarang! Wanita Memprovokasi Suami Orang untuk Menceraikan Istrinya

Mungkin pula kalangan ini begitu percaya kekuatan tahayul. Dan karena mereka ada pada semua agama, gerakan pemurnian agama pun selalu muncul pada setiap agama monotheis. Lihatlah, doktrin Protestan menafikan kelaziman orang Katolik di Italia Selatan yang memasang poster Maria di satu ceruk sudut dinding; ajaran Wahabi melarang kebiasaan sebagian Muslim yang lazim berziarah kubur.

Mungkin, ada benarnya bila kita berkaca kepada seorang sufi yang hidupnya diakhiri karena mabuk cinta akan Allah ini, Mansyur Al Hallaj. "Jika kau tak mengenali Allah, kata Al Hallaj dalam kitab Al Tawasin, "setidaknya kau kenali tandaNya." Sebagian Muslim percaya, Nabi SAW salah satu tanda itu. Sebagian lagi, atas nama ketertiban, stabilitas, dan hal-hal lain semacam itu, memilih memusnahkan tanda-tanda yang mereka kira bisa jadi berhala itu. Sementara kita tahu, berhala di dalam kepala, bukankah tak kurang berbahaya?[dsy]

Baca Juga : Jadilah Pebisnis Akhirat, Nasihat Penting dari Aa Gym


Editor : Bsafaat