Begini Cara Pemkot Bogor Kurangi Volume Sampah

Pemkot Bogor terus berupaya mengurangi jumlah volume sampah. Ini Caranya. 

Begini Cara Pemkot Bogor Kurangi Volume Sampah
Pemkot Bogor terus berupaya mengurangi jumlah volume sampah.
INILAH, Bogor - Pemkot Bogor terus berupaya mengurangi jumlah volume sampah. Ini caranya.
 
Pemkot akan meningkatkan pengelolaan sampah, dari data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor. Setiap harinya tercatat volume sampah di kota hujan mencapai 600 ton. 
 
Kepala Bidang Persampahan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Mochamad Ade Nugraha mengatakan, diketahui dari 600 ton sampah sekitar 475 tonnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga. Lalu sisanya diolah di Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle).
 
"Ada sekitar 125 ton yang diolah di TPS 3R, Bank Sampah, lapak-lapak barang bekas dan ada juga sampah yang masih tercecer, di sungai atau dibakar," ungkap Ade Nugraha, Rabu (9/1) siang WIB.
 
Ade menambahkan, sampah Kota Bogor saat ini masih dibuang ke TPA Galuga. Pasalnya peletakan batu pertama untuk Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut-Nambo (Luna), baru dilakukan Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Desember 2018. 
 
"Mungkin TPPAS Luna baru bisa dipergunakan di pertengahan 2020 mendatang, karena baru saja dimulai pembangunan," tambahnya. 
Ade menjelaskan, pada pengelolaan sampah di TPPAS Luna berbeda dengan pengolahan sampah di TPA Galuga. 
 
Di TPPAS Luna, katanya, sampah yang masuk akan dipilah,dipadatkan hingga menjadi Refuse Derived Fuel (RDF). Nantinya RDF yang berbentuk padat ini akan dijual ke pabrik semen. RDF bisa digunakan sebagai bahan bakar pengganti batu bara untuk pengolahan semen.
 
"Sisa sampah yang tidak bernilai ekonomis akan dibuang dengan sistem sanitary landfill yakni, metode pengolah sampah di bawah tanah dengan lapisan kedap air, lalu sampah ditimbun dan dipadatkan dengan lapisan tanah," bebernya. 
 
Ade menerangkan, TPPAS Luna memiliki luas sekitar 40 hektar. Nantinya akan melayani pengolahan sampah dari empat kota/kabupaten, yakni Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Tanggerang Selatan dan Kota Depok. Setiap kota tersebut dikenakan tipping fee Rp125 ribu untuk 1 ton sampah per harinya. 
 
"Dalam sehari Kota Bogor hanya dijatah 400-500 ton sampah. Jika sampah lebih dari yang ditentukan tidak akan diterima," terangnya.
 
Ade menjabarkan, Kota Bogor membutuhkan Stasiun Peralihan Antara (SPA) sebagai tempat untuk mengalihkan sampah dari truck kecil ke truk besar. 
 
Untuk memindahkan sampah dari truk kecil ke truk besar diperlukan tempat yang memadai alias tidak bisa di sembarang tempat. Sementara sampai saat ini Kota Bogor belum memiliki SPA dan juga truk besar pengangkut sampah dari Kota Bogor ke TPPAS Luna.
 
"Kalau DED SPA-nya sudah ada dengan perkiraan biaya Rp 45 Miliar. Sedangkan untuk truk besar kami sedang coba mengajukan ke Kementerian PUPR karena harga truknya mencapai Rp1 Miliar," pungkasnya. 


Editor : inilahkoran