Kepada Delegasi OKI, Ketua MPR Minta Kerja Sama Tanggapi Pemanasan Global

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo mengajak delegasi negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI)

Kepada Delegasi OKI, Ketua MPR Minta Kerja Sama Tanggapi Pemanasan Global
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo mengajak delegasi negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI)./Yuliantono

INILAHKORAN, Bandung – Menanggapi isu pemanasan global efek dari emisi karbon, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo mengajak delegasi negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang hadir dalam menggagas Forum MPR Dunia di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Selasa (25/10/2022), untuk bekerjasama mengurai masalah perubahan iklim ekstrem.

Dalam sambutannya Bamsoet –sapan Bambang Soesatyo mengatakan, perubahan iklim ini tidak cukup hanya dicermati. Namun harus ada kepedulian dan kerjasama, supaya tidak berkepanjangan yang dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak buruk bagi dunia. Pandemi Covid-19 yang melanda secara global, menjadi acuan bahwa antar negara dapat saling membantu sehingga hal serupa bisa diaplikasikan terhadap ancaman krisis iklim.

“Dunia sedang menghadapi perubahan iklim yang ditandai dengan peningkatan panas bumi. Tantangan global ini tidak cukup hanya dicermati. Diperlukan kepedulian dan kerjasama, agar tidak menimbulkan dampak negatif lebih luas. Ketika pandemi, kita mendapat solusi bersama. Mengajarkan saling bantu, mengingatkan, mendisiplinkan dan ternyata bisa dilakukan bersama. Ini mengajarkan arti pentingnya toleransi,” ujarnya.

Baca Juga : Ridwan Kamil Tunggu Arahan Lanjutan Menkes, Usai Bentuk Satgas Gagal Ginjal Akut

“Tidak mungkin kita lakukan sendiri, butuh kolaborasi lintas negara termasuk parlemen. Kami mengajak, dengan sistem sejenis untuk bersatu, mencegah tragedi terburuk dalam ekosistem. Potensi negara anggota OKI dan parlemen dapat ambil peran, apalagi OKI adalah organisasi terbesar kedua di dunia setelah PBB. Kenaikan suhu global harus ditahan di sekitar 1,5 derajat celcius, untuk mencegah kemungkinan terburuk. Mengurangi emisi dan mencegah krisis iklim, oleh karenanya diperlukan kerjasama secara global. Maka mari kita duduk bersama, merumuskan komitmen merespon perubahan iklim global melalui transisi energi,” imbuhnya.

Dia meyakini, melalui kolaborasi antar negara dengan membangun industri hijau bersama-sama dapat mengantisipasi ancaman krisis iklim global yang kini tengah menghantui, melalui berbagai skema. Tanpa harus mengorbankan perekonomian yang tengah dijalani oleh negara-negara, yakni dengan cara bertransisi perlahan terhadap pemanfaatan energi fosil ke energi bersih.

“Kami percaya dan yakin, melalui kolaborasi, usaha bersama. Mengelola sampah, limbah, bencana banjir, dibarengi dengan upaya bersama membangun industri hijau. Kita dapat menghadapi krisis iklim ini dengan baik, tentunya tanpa harus mengorbankan ekonomi,” ucapnya. (Yuliantono)***

Baca Juga : Ridwan Kamil Lantik Tiga JPT di Lingkungan Pemprov Jabar


Editor : JakaPermana