Keren...Mahasiswa ITB Juara Low Carbon Design di Jepang

Mahasiswa Institut Teknologi Bandung, Ivan Danny Dwi Putra merajai lomba Low Carbon Design di Kitakyushu, Jepang, 15 Februari hingga 1 Maret lalu.

Keren...Mahasiswa ITB Juara Low Carbon Design di Jepang
Mahasiswa Institut Teknologi Bandung, Ivan Danny Dwi Putra merajai lomba Low Carbon Design di Jepang
INILAH, Bandung- Mahasiswa Institut Teknologi Bandung, Ivan Danny Dwi Putra merajai lomba Low Carbon Design di Kitakyushu, Jepang, 15 Februari hingga 1 Maret lalu.
 
Ivan merupakan mahasiswa pascasarjana ITB jurusan Rancang Kota. Dia mengikuti lomba yang digelar Asian Institute of Low Carbon Design, sebuah rangkaian acara dari program pertukaran pelajar yang sedang diikuti.
 
“Kegiatan ini banyak sekali rangkaiannya, termasuk juga Conference dan Workshop dengan topik Low Carbon. Lombanya juga termasuk dalam kegiatan tersebut, “ ungkap Ivan dalam rilis yang diterima.
 
Konferensi dan workshop tersebut bertujuan mengumpulkan ide-ide brilian dari akademisi dalam menyelesaikan permasalahan di distrik Kitakyushu. 
 
Ivan beserta anggota timnya mengusung ide Happy Sunday 7 - 'A Virtual Planning Project of Sunday for the Elderly' yang bersaing dengan tim dari berbagai negara di Asia.
 
"Mungkin kedengarannya kurang nyambung ya, tapi sebenarnya kami justru melihat bahwa masalah polusi tidak bisa diselesaikan dengan menambah-nambah sistem yang akhirnya akan menambah polusi juga," ucap Ivan.
 
Menurut Ivan, kelompok mahasiswa lain berpikir terlalu 'besar', mereka mengajukan proyek yang butuh banyak sistem, orang, dan ada keperluan untuk menambah sarana tambahan dari yang sudah ada. 
 
Berbeda dengan idenya yang merasa bahwa kota Wakamatsu dan Tobata telah cukup rendah emisi karbonnya, masalah kota itu justru terletak pada tingkat populasi yang rendah dan presentase orang lanjut usianya cukup besar.
 
"Oleh karena itu, kami ingin agar orang lanjut usia di kota ini, yang masih luar biasa energik, bisa diberdayakan tanpa harus melibatkan sistem yang rumit dan tidak perlu ada penambahan populasi dari luar kota. Dengan itu, kami yakin emisi karbon akan tetap rendah bahkan menurun," katanya.
 
Ivan bersama timnya yakin bahwa ide mereka akan menjaga populasi tidak bertambah dan menciptakan kegiatan masyarakat kota yang tidak banyak melibatkan kendaraan berbahan bakar karbon.
 
Kegiatan yang dirancang oleh tim Ivan adalah edukasi, olahraga, pekan kebun, dan sejenisnya. Dia juga merancang kegiatan tersebut dengan memanfaatkan taman-taman kota yang mulai sepi pengunjung agar tetap terjaga dan lestari.
 
"Saya juga awalnya tidak yakin kalau melihat tim-tim lain yang terasa lebih ‘wow’. Namun, ternyata juri semuanya positif, bagi mereka ide ini sangat kontekstual dan realistis juga unik,” ucapnya.
 
Dia menambahkan, mendapatkan juara awalnya bukan bagian dari target, karena merasa bahwa ada hal yang lebih penting daripada sekedar obsesi juara, di sana ia bisa belajar dari berbagai macam orang lain dari sisi daerah, bahasa, dan budayanya.
 
“Saran, kalau ikut lomba, jangan terlalu serius, cari aja ide yang lucu dan kreatif, asal kontekstual, namanya juga kompetisi, faktor beruntung juga tidak bisa kita tiadakan," pungkasnya. 


Editor : inilahkoran