Puluhan Tahun Ratusan KK Warga Kampung Cimonce Nihil Fasilitas Air Bersih

Meski berjarak hanya beberapa kilometer dari ibu kota Kabupaten Bandung, ratusan kepala keluarga (KK) di RW 06 dan RW 11 Kampung Cimonce, Desa Sukajadi, Kecamatan Soreang kesulitan air bersih. Kondisi itu diakui warga berlangsung selama puluhan tahun.

Puluhan Tahun Ratusan KK Warga Kampung Cimonce Nihil Fasilitas Air Bersih
Foto: Dani R Nugraha

INILAH, Bandung - Meski berjarak hanya beberapa kilometer dari ibu kota Kabupaten Bandung, ratusan kepala keluarga (KK) di RW 06 dan RW 11 Kampung Cimonce, Desa Sukajadi, Kecamatan Soreang kesulitan air bersih. Kondisi itu diakui warga berlangsung selama puluhan tahun.

Untuk keperluan air bersih, mereka terpaksa harus berjalan melalui jalan setapak yang terjal sekitar 500an meter ke sumber mata air yang berada di aliran sungai. Salah seorang warga Kampung Cimonce RW 6, Mimin (60) mengatakan kehidupan warga di kampung yang berbukit itu memang sejak dulu tak memiliki sumber air bersih di rumah masing-masing. 

Jika membuat sumur dalam pun diakuinya tak mengeluarkan air. Untuk keperluan air minum dan sebagainya, mereka terpaksa harus mengambil air dari sumber mata air yang lokasinya lumayan jauh dengan jalan setapak yang menanjak dan curam.

Baca Juga : Oksigen di Kota Bandung Mulai Langka

"Saya asli warga kampung ini, sejak kecil juga kami harus terbiasa mengambil air ke seke (sumber mata air). Selain itu, yah menampung air hujan. Kalau di sini bikin sumur juga enggak ada airnya. Dan seingat kami tidak ada juga bantuan air bersih dari pemerintah untuk wilayah RW 6 ini," kata Mimin saat ditemui INILAH di rumahnya, Kamis (1/7/2021).

Mimin menuturkan, sebenarnya ada sumur bor yang dibangun pemerintah beberapa tahun lalu di wilayah RW 11. Lantara warga di RW 11 pun banyak yang membutuhkan, air yang dialirkan ke rumah Mimin dan beberapa tetangga dekatnya menggunakan pipa sepanjang kurang lebih 300an meter juga seringkali tak mengalir. Apalagi jika musim kemarau, dalam sepekan air mengalir hanya sekitar tiga hari. 

"Karena di RW 11 juga banyak pemakainya. Makanya pipa juga cuma sampai ke rumah saya dan beberapa rumah tetangga saya. Kalau ke bawahnya sih enggak sampai airnya," ujarnya.

Baca Juga : Korupsi Dana BOS Kemenag, Kejati Jabar Belum Tetapkan Tersangka

Air yang dialirkan dari sumur bor di RW 11 itu ke rumahnya itu, lanjut Mimin, setiap bulan ia membayar iuran sebesar Rp 10 ribu ditambah harga airnya Rp3.000 per meter kubik. Tapi karena seringkali tak mengalir, dalam sebulan paling dia hanya membayar sekitar Rp20 ribuan saja. Dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk makan minum dan sebagainya, dia sekeluarga tetap harus mengandalkan air dari seke yang diambilnya setiap hari.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani