TV Analog Mulai Dimatikan, Warga KBB Mengaku Tak Tahu

Pemerintah pusat resmi mematikan siaran TV analog dan mengalihkan siaran TV ke digital, pada 2 November 2022.

TV Analog Mulai Dimatikan, Warga KBB Mengaku Tak Tahu
Pemerintah pusat resmi mematikan siaran TV analog dan mengalihkan siaran TV ke digital, pada 2 November 2022./ilustrasi
INILAHKORAN, Ngamprah - Pemerintah pusat resmi mematikan siaran TV analog dan mengalihkan siaran TV ke digital, pada 2 November 2022.
Guna memfasilitasi hal tersebut, pemerintah mendistribusikan set-top-box (STB) ke berbagai daerah di Indonesia secara bertahap.
Seperti diketahui, penduduk di wilayah yang sudah melalui proses analog switch off (ASO) harus migrasi menonton melalui siaran TV digital.
Hal itu sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja di mana pemerintah wajib mulai mengalihkan siaran televisi di wilayah NKRI dari sistem analog ke sistem digital pada 2 November 2022.
Kendati begitu, perubahan siaran TV analog ke digital yang mulai diberlakukan pemerintah secara bertahap tersebut ternyata belum diketahui oleh sejumlah warga. 
Salah satunya seperti yang diungkapkan Hadi S (50) warga Cimareme, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Ia mengaku, pernah mendengar rencana tersebut namun tidak tahu jika itu sudah diberlakukan sejak 2 November 2022 kemarin.
"Kalau denger sudah, siaran TV jadi ke digital, tapi gak tahu kalau mulai hari ini diberlakukan," katanya kepada wartawan.
Tak hanya itu, ia pun bahkan belum mengetahui secara teknis bagaimana perubahan TV analog ke digital tersebut seperti apa teknisnya.
Termasuk, sambung dia, bagaimana kalau mau mengubah sendiri siarannya, karena harus memiliki Set Top Box (STB). 
"Saat ini saya juga belum punya STB untuk mendukung migrasi siaran TV itu," ujarnya.
Disinggung apakah sudah menerima program bantuan STB dari pemerintah pusat, ia menyebut, belum ada yang datang memberikan fasilitas tersebut. 
Oleh karenanya, ia pun meminta agar program migrasi TV itu tidak menyulitkan warga, apalagi yang TV-nya belum mendukung untuk menangkap siaran digital.
"Belum ada bantuan STB, semoga aja dapat kan kalau beli sendiri harganya lumayan," imbuhnya.
"Untuk sementara ini ya mengalir aja, paling nonton TV yang siarannya masih ketangkep," sambungnya.
Warga lainnya, Irna Sriastuti (18) juga mengaku belum mengetahui kapan migrasi TV analog ke digital dilakukan. Begitupun untuk bantuan STB belum menerimanya. 
"Jika tidak termasuk warga yang dapat bantuan STB, maka dirinya berencana akan membeli alat itu supaya bisa nonton siaran digital," ujarnya.
Kendati begitu, sebagai masyarakat biasa, jangan sampai program ini jadi beban masyarakat lagi. Khususnya bagi mereka yang secara ekonomi kurang mampu, karena jangankan untuk membeli STB untuk kebutuhan makan sehari-hari atau ongkos sekolah sudah cukup memberatkan. 
"Paling nanti beli (STB), tapi kalau yang kasian yang gak mampu dan gak dapat bantuan STB," kata warga Kampung Kiarapayung RT04 RW03, Desa Mekarsari, Ngamprah, KBB.
"Mudah-mudahan gak jadi beban buat masyarakat," tandasnya.*** (agus satia negara)


Editor : JakaPermana