Curah hujan Tinggi, 90 Persen Pertanian Stroberi di Pacira Gagal Panen

Curah hujan Tinggi, 90 Persen Pertanian Stroberi di Pacira Gagal Panen

INILAHKORAN,Soreang- Curah hujan yang tinggi sejak sepekan terakhir ini menyebabkan rusaknya pertanian stroberi di kawasan Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey dan Rancabali (Pacira) Kabupaten Bandung.

Betapa tidak, buah stroberi yang siap panen di Pacira 90 persennya malah busuk karena terlalu banyak terkena air hujan.

"Bisa dipastikan semua pertanian stroberi di Rancabali dan termasuk di Ciwidey dan Pasirjambu rusak. Karena curah hujan tinggi, buah yang siap panen malah busuk mencapai 90 persen. Jadi kalau masih ada yang bisa dipanen yah sangat sedikit,' kata petani stroberi di Desa Sukaresmi Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, Agung Rizky Yudha, Senin 10 Oktober 2022.

Baca Juga : Terinspirasi Marathon, SMPN 5 Cipongkor Hadirkan Program Readathon untuk Tingkatkan Membaca

Dikatakan Agung, luas pertanian stroberi di Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung lebih dari 200 hektar dengan jumlah petani ribuan orang. Kata dia, di Kecamatan Rancabali, pertanian stroberi yang paling luas memang berada di Desa Sukaresmi. Sebagian besar mereka memanfaatkan lahan sewaan di perkebunan teh milik PTPN VIII.

"Kalau jumlah kerugian pasti sangat besar. Saya saja akibat gagal panen rugi antara Rp 100 juta hingga Rp 200 juta. Apalagi yang bertaninya lebih luas dari saya pasti kerugiannya lebih besar lagi," ujarnya.

Sebenarnya, lanjut Agung, ada cara untuk menyelamatkan buah stroberi agar tidak busuk. Yakni dengan menaikan dosis obat-obatan. Namun, jika itu dilakukan biaya produksi akan meningkat. Karena memang salah satu kesulitan yang tengah dihadapi para petani adalah tingginya harga pupuk dan obat-obatan.

Baca Juga : Tak Hanya Kampung Seribu Warna, Ngatiyana Apresiasi Kegiatan Baksos Warga Hujung Kulon di Cimahi

"Kalau dosis obat ditingkatkan, otomatis biaya produksi semakin tinggi. Sedangkan harga jual antara Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu. Jadi enggak akan sebanding antara biaya produksi dengan harga jualnya. Harga Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu saja itu kalau dipanen sendiri enggak rugi tapi tidak juga untung," katanya.

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti