Pemodal Besar Dituding Petani Bikin Harga Stroberi di Rancabali Hancur-hancuran

Para petani stroberi di Desa Sukaresmi, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung mengeluhkan anjloknya harga stroberi sejak dua tahun terakhir ini. 

Pemodal Besar Dituding Petani Bikin Harga Stroberi di Rancabali Hancur-hancuran
Anjloknya harga stroberi ini dipicu kehadiran petani dan pemodal besar yang menyewa puluhan hingga ratusan hektare lahan milik PTPN VIII yang dijadikan kebun stroberi di Rancabali. (rd dani r nugraha)

INILAHKORAN, Soreang - Para petani stroberi di Desa Sukaresmi, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung mengeluhkan anjloknya harga stroberi sejak dua tahun terakhir ini. 

Anjloknya harga stroberi ini dipicu kehadiran petani dan pemodal besar yang menyewa puluhan hingga ratusan hektare lahan milik PTPN VIII yang dijadikan kebun stroberi di Rancabali.

"Dulu, Desa Sukaresmi ini dikenal sebagai desa dolar karena pertanian stroberinya sangat bagus dan mensejahterakan. Harga stroberi antara Rp30-40 ribu per kilogramnya. Tapi sekarang harganya cuma Rp8.000 per kilogram," kata salah seorang petani milenial di Desa Sukaresmi Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, Agung Rizky Yuda, kepada INILAHKORAN, Minggu 18 September 2022.

Baca Juga : Tak Lagi Kumuh, Rumah Buruh Serabutan Asal KBB Kini Layak Huni Usai Direhab TNI/Polri

Agung menuturkan, para petani stroberi di Desa Sukaresmi termasuk dirinya menanam stroberi di lahan pribadi dan juga di lahan-lahan milik PTPN VIII yang sudah tidak produktif dan disewakan kepada mereka. 

Harga sewa per tahun dipatok Rp15 juta per hektare. Dari bertani stroberi ini mereka bisa hidup layak dan sejahtera. Hingga petaka petaka itu datang sekitar dua tahun lalu, yakni petani bermodal besar yang mampu menyewa lahan PTPN VIII dengan luasan yang tidak main-main mencapai puluhan hingga ratusan hektare.

"Celakanya hasil produksi stroberi dari petani besar ini menggempur pasar yang sudah ada. Seperti ke Jakarta, Surabaya, Palembang dan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Mereka mempermainkan harga seenaknya, hingga akhirnya hancur seperti sekarang ini," ujar Agung.

Baca Juga : Kecewa Harga Anjlok, Petani Sayuran di Rancabali Kabupaten Bandung Merusak Kebun Siap Panen

Semenjak itu, lanjut Agung, sebagian petani mulai melirik pertanian holtikultura seperti pecay, kentang, kubis, cabai dan lain sebagainya. Karena bertani stroberi saat ini dirasa sudah tidak menguntungkan, bahkan terus merugi karena biaya produksi yang tak seimbang dengam harga jual hasil panen. 

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani