Puncak Jabal Tsur, Pondasi Moderasi Islam Termashur
Rasulullah Muhammad tidak menghendaki pertumpahan darah dalam menghadapi rivalitas dakwahnya di Makah. Sehingga atas perintah Allah beliau ditemani Abu Bakar As-Shidiq melakukan migrasi (hijrah) dari Makah ke Yatsrib. Diantara skenario hijrah adalah menetep beberapa saat di Gua Tsur kawasan Misfalah di Makah.

Oleh: Dr.Tata Sukayat, M.Ag.
Rasulullah Muhammad tidak menghendaki pertumpahan darah dalam menghadapi rivalitas dakwahnya di Makah. Sehingga atas perintah Allah beliau ditemani Abu Bakar As-Shidiq melakukan migrasi (hijrah) dari Makah ke Yatsrib. Diantara skenario hijrah adalah menetep beberapa saat di Gua Tsur kawasan Misfalah di Makah.
Para sejarawan mencatat, ketika Rasulullah bersama Abu Bakar masuk dan menetap di Goa Tsur, tidak ada ranting yang patah, burung bertelor dan jaring laba-laba pun tidak terganggu kehadiran beliau berdua. Sehingga kondisi alam yang utuh itulah, ternyata membuat para kufar Quraisy tidak percaya jika di dalam Goa ada orang yang sedang mereka cari.
Baca Juga : Puncak Jabal Tsur Sebagai Saksi Tonggak Moderasi Islam
Sikap lembut Rasulullah bersama Abu Bakar ini, sebagai bukti outentik dan empirik realisasi Islam penebar kasih sayang atau rahmatan lil'alamin. (QS. Al-Anbiya: 107).
Karena memang, islam mengajarkan para pemeluknya untuk memelihara tiga relasi secara harmoni yaitu: relasi positif dengan Tuhan (hablum minallah), relasi positif dengan manusia (hablum minannas), dan relasi positif dengan alam (hablum minal'alam).
Mengacu pada ajaran al-Quran dan empirisasi al-Quran (al-Sunnah), membangun tiga relasi dasar dan mendasar tadi, harus dilakukan secara total (kaffah) dalam ibadah. Totalitas itu menyentuh tiga aspek yaitu ISI, ESENSI dan SUBSTANSI. Aspek ibadah secara ISI diajarkan Fiqh. Aspek ibadah secara ESENSI didapatkan di Tasawuf, dan secara SUBSANTSI diperoleh pada Akhaq.
Baca Juga : Jabal Nur Saksi Bisu Turun Wahyu
Contoh praktis ibadah shalat, aspek isinya adalah amaliah diawali dengan takbir dan diakhiri salam sebagaimana pemahaman fiqh. Esensi shalat adalah lidzkiri, untuk mengingat Allah (sarana komunikasi transendental antara 'abdun dan ma'bud melalui ibadah). Sedangkan substansi shalat, tanha 'an al-Fakhsya wa al-Munkar, mencegah perbuatan keji dan munkar.
Halaman :