Jabal Nur Saksi Bisu Turun Wahyu

Kondisi objektif masyarakat Arab pra Islam sangatlah buruk. Terutama masyarakat Makah, dengan kondisi alam yang tandus dan gersang, memungkinkan mereka menjadi masyarakat nomaden atau pengembara yaitu masyarakat yang hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain di yang ada mata air serta rumput hijau untuk bercocok tanam dan beternak.

Jabal Nur Saksi Bisu Turun Wahyu
Dr.Tata Sukayat, M.Ag. Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Syiuar Islam (LPPSI) Universitas Pasundan.

 Oleh: Dr.Tata Sukayat, M.Ag

Kondisi objektif masyarakat Arab pra Islam sangatlah buruk. Terutama masyarakat Makah, dengan kondisi alam yang tandus dan gersang, memungkinkan mereka menjadi masyarakat nomaden atau pengembara yaitu masyarakat yang hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain di yang ada mata air serta rumput hijau untuk bercocok tanam dan beternak.

Tetapi keberadaan mereka tidak akan lama menetap di suatu tempat, baik karena faktor alam atau pun ada kabilalh lain yang mengusirnya karena kalah berperang, mereka harus pergi dan mencari tempat lain, dan begitu seterusnya.

Baca Juga : Dakwah Ditolak, Nabi Tidak Beranjak (Refleksi Wisata Religi ke Thaif)

Karena kebiasaan nomaden itulah, mereka tidak mempunyai peradaban yang dewasa (baik). Alquran menyebutnya sebagai masyarakat jahiliyah, umiy dan dzulumat.

Untuk menyelamatkan mereka, Allah mengutus Jibril menyampaikan wahyu pertama kali kepada seorang bernama Muhammad yang dikenal memiliki sifat fathonah, shidiq, amanah dan tabligh dikalangan masyarakat Arab pada saat itu.

Wahyu Allah pertama kali diterima Muhammad Saw Surat al-Alaq  ayat 1-5 di Goa Hira dipubcak Jabal Nur di Makah. Jibril pertama kali menyampaikan Iqro (bacalah)! Dan Muhammad Saw menjawab: "Aku tidak bisa membaca!" Berulang sampai tiga kali menurut riwayat sayidatina Aisyah.

Baca Juga : Resep Bahagia Rumah Tangga Ala Buya Yahya, Berikut Dua Kuncinya

Para orientalis menggarisbawahi jawaban nabi: "Aku tidak bisa membaca". Sebagai gambaran tegas dan jelas bahwa Muhammad, nabi orang Islam itu, nabi yang bodoh, umy dan tidak mampu membaca serta menulis. Dengan harapan selain penghinaan, juga sebagai upaya agar umat Islam menjadikan Muhammad yang bodoh itu sebagai teladan, agar pengikut Muhamnad juga tidak mampu tulis dan baca (bodoh).

Halaman :


Editor : tantan