Dipanggil Pulang Studi Gara-gara Mengeluh

SEORANG anak disekolahkan orang tuanya di sekolah favorit di luar negeri. Biayanya mahal sekali karena fasilitasnya memang sudah lebih dari cukup. Namun si anak selalu saja mengeluh merasa kurang ini

Dipanggil Pulang Studi Gara-gara Mengeluh
SEORANG anak disekolahkan orang tuanya di sekolah favorit di luar negeri. Biayanya mahal sekali karena fasilitasnya memang sudah lebih dari cukup. Namun si anak selalu saja mengeluh merasa kurang ini dan kurang itu. Tak jarang anak itu meminta tambahan uang untuk hidupnya yang sudah cukup itu. Apa yang harus dilakukan orang tuanya menurut para pembaca budiman sekalian?
 
Setiap kali sang anak menelpon orang tuanya, orang tuanya tahu bahwa isinya adalah permohonan-permohonan bahkan tuntutan-tuntutan. Jarang sekali dia telpon orang tuanya untuk memuji atau menyapa secara tulus. Semua adalah permintaan sahaja. Para tetangga dan teman-temannya tahu akan tabiat si anak itu yang selalu seperti itu. Maka bagaimanakah kira-kira pandangan tetangga dan teman-temannya kepada anak itu?
 
Dari sekian banyak respon atas kisah di atas saat saya sampaikan di kelas saya, hampir semua mahasiswa sepakat menyatakan agar orang tuanya memanggil pulang anak itu dan tidak usah dikirim sekolah ke luar negeri dengan segala fasilitasnya. Bagaimanakah menurut panjenengan semua? Sependapatkah?
 
Kita hidup di dunia ini sejatinya sama dengan posisi anak dalam kisah di atas. Kita disekolahkan di alam dunia ini. Kita diberi hidup dan kehidupan mulai dari O2 sampai H2O, dari oksigen sampai air, dan lain sebagainya. Namanya kita sedang sekolah, pasti ada ujian harian, ujian semesteran dan lain sebagainya.
 
Kalau kita terus mengeluh dan hanya minta nyaman saja dengan tambahan fasilitas hidup, lalu apa bedanya dengan anak dalam kisah di atas. Kira-kira sebaiknya harus diapakan oleh Allah jika ada hambanya yang terus mengeluh? Apa perlu dipanggil pulang agar berhenti sekolah di bumi ini dengan cara memerintahkan malaikat maut mencabut nyawanya?
 
Tenang. Jangan membaca tulisan ini dengan merengut dan rasa takut yang berlebihan. Asal berhenti mengeluh, insyaAllah kita akan lanjut bersekolah di bumi ini. Semoga panjang umur, bersyukurlah dan tersenyumlah. Salam, AIM, Pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya. [*]


Editor : inilahkoran