Inilah penjelasan DBMPR Soal Lelang Konten Museum Masjid Raya Al Jabbar

Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono buka suara terkait pembuatan konten museum nabi Masjid Raya Al Jabbar yang menghabiskan anggaran Rp14,5 miliar.

Inilah penjelasan DBMPR Soal Lelang Konten Museum Masjid Raya Al Jabbar
Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono buka suara terkait pembuatan konten museum nabi Masjid Raya Al Jabbar yang menghabiskan anggaran Rp14,5 miliar./Syamsuddin Nasoetion
INILAHKORAN, Bandung- Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono buka suara terkait pembuatan konten museum digital Rasulullah di Masjid Raya Al Jabbar yang menghabiskan anggaran Rp14,5 miliar.
Menurut Bambang kehadiran Masjid Raya Al Jabbar Provinsi Jabbar sejak diresmikan pada 30 Desember 2022 memberikan sejumlah kejutan bagi masyarakat. Salah satunya, fasilitas edukasi berupa marodh atau museum sejarah Nabi dan sejarah Islam Nusantara di Jawa Barat.
"Perhatian masyarakat ini sungguh besar dan sangat kami hargai, bahkan menjadi trending topic di media sosial. Perhatian masyarakat ini selain menjadi masukan penting, sekaligus juga menjadi momen bagi kami menyosialisasikan museum Al Jabbar yang direncanakan diresmikan pada Februari 2023 mendatang dengan performa terbaik," ujar Bambang, Senin (9/1/2023).
Bambang menuturkan, anggaran konten yang dimaksud dalam LPSE yakni berbagai fasilitas museum yang meliputi panel grafis, Multimedia (motion grafis, video mapping, sound, desktop app, mobile app, aplikasi augmanted reality, dan aplikasi touchscreen table film documenter).
Selain itu, kata Bambang, Materi dalam museum ini terkait sejarah nabi Muhammad SAW, dan sejarah Islam di Indonesia dan Jawa Barat.
"Terkait maraknya pemberitaan proyek pembuatan konten Masjid Al Jabbar, yang dimaksud sebenarnya dalam arti luas adalah terkait fasilitas dalam museum meliputi Panel grafis, Multimedia, Diorama, Benda koleksi seperti alat perang, lembar mushaf sundawi, surat-surat korepondensi Nabi, tempat-tempat naskah tua, replika Al Quran besar, peti penyimpanan Quran, naskah tua," tuturnya.
Bambang menjelaskan, konsep museum Al Jabbar adalah sebagai sarana edukasi dengan membagikan pengetahuan kepada masyarakat, khususnya muslim Jawa Barat, bahkan untuk Indonesia, Asia Tenggara, dan Asia.
"Pendirian museum ini disiapkan dengan sebaik-baiknya dan dikelola oleh putra terbaik bangsa dari kalangan anak muda yang kreatif dan telah memiliki sejumlah prestasi di tingkat internasional," paparnya.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan, proses pengadaan barang/jasa museum Al Jabbar ini sudah mengikuti prosedur, juga dikawal oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah (LKPP) dan BPK.
"Patut disyukuri dengan adanya perhatian masyarakat ini menjadi masukan penting, sehingga pengelolaan Masjid Raya Al Jabbar dapat menjadi lebih baik lagi untuk mewujudkan kemakmuran masjid, dan peresmian museum Al Jabbar dapat disambut meriah masyarakat," tandasnya. (Riantonurdiansyah)***


Editor : JakaPermana