Jalan Berliku Bawa Pavlyuchenkova ke Ambang Kejayaan French Open

Ketika Anastasia Pavlyuchenkova memenangi gelar junior Australian Open 2006, pada usia 14 tahun, tampaknya tidak lama lagi dia akan meniru pemain, seperti Maria Sharapova dan Svetlana Kuznetsova, dan mulai menjuarai Grand Slam.

Jalan Berliku Bawa Pavlyuchenkova ke Ambang Kejayaan French Open
Ilustrasi (Antara)

INILAH, Bandung - Ketika Anastasia Pavlyuchenkova memenangi gelar junior Australian Open 2006, pada usia 14 tahun, tampaknya tidak lama lagi dia akan meniru pemain, seperti Maria Sharapova dan Svetlana Kuznetsova, dan mulai menjuarai Grand Slam.

Pada Kamis (10/6), dia akhirnya mencapai final Grand Slam dalam penampilannya yang ke-52, mengalahkan petenis Slovenia Tamara Zidansek dengan dua set langsung untuk melaju ke laga puncak French Open tahun ini.

Tidak banyak petenis putri yang melakukan begitu banyak upaya untuk mencapai final Grand Slam. Jumlah tertinggi sebelumnya dibuat oleh petenis Italia Roberta Vinci, yang mencapai final US Open 2015 dalam penampilannya ke-44.

Baca Juga : Duh, Pogba Mengaku Belum Ditawari Kontrak Baru

Namun itu tidak berarti karier Pavlyuchenkova mengecewakan. Lagi pula, sejauh ini dia sudah mengoleksi 12 gelar WTA atas namanya sendiri dan telah mengumpulkan hadiah uang lebih dari 10 juta dolar Amerika Serikat.

Dikutip dari Reuters, Jumat, pencapaian Pavlyuchenkova di turnamen mayor adalah enam kali lolos ke babak perempat final, termasuk French Open tahun ini.

“Apa yang membuat saya begitu lama untuk bisa sampai ke babak final Grand Slam? Rasanya sulit membahas ini sekarang,” kata Pavlyuchenkova ketika mengenang kembali kariernya pada usia 14 tahun.

Baca Juga : Timnas Indonesia Akan Tampil Habis-habisan Kontra UEA

"Ini adalah jalan yang panjang dan berliku. Saya memiliki jalan yang panjang dan juga istimewa, khusus untuk saya sendiri. Setiap orang memiliki jalan yang berbeda. Saya tidak tahu. Saya hanya senang saya berada di final,” tambahnya.

Halaman :


Editor : suroprapanca