Kasih Sayang Orang Tua, Balasan Kita ke Orang Tua

IHATLAH apa yang dilakukan orang tua saat berhadapan dengan makanan enak. Beliau selalu saja ingat anaknya dan biasanya membawakan makanan itu untuk anak-anaknya. Tak jarang mereka mengalah tidak memakan makanan enak itu demi untuk diberikan pada anaknya. Kalau orang tua pergi ke mana saja, selalu saja mencari alasan untuk membeli oleh-oleh. "Ini semua adalah untuk anakku," sambil tersenyum berharap anaknya bahagia.

Kasih Sayang Orang Tua, Balasan Kita ke Orang Tua
Ilustrasi/Net

IHATLAH apa yang dilakukan orang tua saat berhadapan dengan makanan enak. Beliau selalu saja ingat anaknya dan biasanya membawakan makanan itu untuk anak-anaknya. Tak jarang mereka mengalah tidak memakan makanan enak itu demi untuk diberikan pada anaknya. Kalau orang tua pergi ke mana saja, selalu saja mencari alasan untuk membeli oleh-oleh. "Ini semua adalah untuk anakku," sambil tersenyum berharap anaknya bahagia.

Orang Indonesia mengistilahkan anak sebagai "buah hati." Bahagianya anak adalah bahagianya hati orang tua. Kasih sayang orang tua selalu saja penuh untuk anaknya. (Tak usah bertanya tentang orang tua yang tak sayang dan peduli pada anaknya atau yang tak adil pada semua anaknya, karena itu adalah eksepsi). Nah, sekarang, apa balasan kita kepada orang tua kita?

Syeikh Rabi' bin Khutsaim memberikan contoh teladan. Setiap kali beliau memungut duri-duri di jalan, beliau berkata: "ini untuk Bapakku," "ini untuk Ibuku." Yang dimaksudkannya adalah "pahala dari yang saya lakukan adalah untuk Bapak dan Ibuku." Subhanallaah. Indahnya hubungan rasa orang tua dengan anak semacam ini.

Baca Juga : Rasa Kasih Sayang yang Ditanamkan Allah

Sekarang, apakah yang telah kita lakukan untuk orang tua kita? Itu adalah pertanyaan untuk para anak. Pertanyaan kedua, apakah yang telah kita lakukan untuk anak kita? Itu adalah pertanyaan untuk para orang tua. Semoga hubungan orang tua dan anak dalam keluarga kita adalah hubungan yang indah dan barakah. Salam, AIM. [*]


Editor : Bsafaat