Ketua FPP Jabar: Ini Merupakan Ikhtiar Dhohir untuk Menyelamatkan Masyarakat Terkait Pandemi Covid-19

Ketua Forum Pondok Pesantren (FPP) Jawa Barat Edi Komarudin mengapresiasi langkah dan upaya yang dilakukan Pemerintah dan TNI-Polri, dalam menanggulangi serta menangani pandemi Covid-19 saat ini. Saat ini, upaya tersebut merupakan Ikhtiar Dhohir yang dilakukan untuk menyelamatkan masyarakat.

Ketua FPP Jabar: Ini Merupakan Ikhtiar Dhohir untuk Menyelamatkan Masyarakat Terkait Pandemi Covid-19
istimewa

INILAH, Bandung - Ketua Forum Pondok Pesantren (FPP) Jawa Barat Edi Komarudin mengapresiasi langkah dan upaya yang dilakukan Pemerintah dan TNI-Polri, dalam menanggulangi serta menangani pandemi Covid-19 saat ini. Saat ini, upaya tersebut merupakan Ikhtiar Dhohir yang dilakukan untuk menyelamatkan masyarakat.

“Ini adalah Ikhtiar Dhohir yang dapat dilakukan oleh pemerintah, oleh TNI, oleh Polri untuk menyelamatkan masyarakat Jawa Barat khususnya, umumnya masyarakat Indonesia. Kita terus berikhtiah Dhohir, dan juga melakukan ikhtiar batin selalu berdoa kepada Allah SWT, agar diri kita, keluarga kita, masyarakat Indonesia selalu dalam rahmat Allah SWT,” papar Edi, di Pusdai Jawa Barat, Kamis Malam (8/7/2021).

Edi berpesan, kepada masyarakat khususnya pesantren, untuk mendukung langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam menanggulangi wabah Corona, baik program percepatan vaksinasi maupun PPKM Darurat yang saat ini tengah diberlakukan di Jawa dan Bali.

“Saya menghimbau kepada masyarakat Jawa Barat khususnya pesantren, agar membantu program pemerintah dalam vaksinasi yang sudah beberapa kali dilakukan termasuk hari ini di SOR Arcamanik. Kepada seluruh masyarakat pesantren dan masyarakat Jawa Barat, agar dapat membantu pelaksanaan PPKM sebagai upaya pemerintah memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19,” ucapnya.

Sementara terkait Idul Adha, Edi memaparkan, kementrian Agama sudah menerbitkan surat edaran yang isinya mengatur masalah malam takbiran, salat Idul Adha dan teknis pelaksanaan kurban di tengah masa pandemi.

“Terkait takbiran termasuk Idul Adha nya adalah amalan sunnah. Walaupun memang dalam Idul Adha itu ada Shiar bisa memperlihatkan shiar agama di tengah-tengah masyarakat. Kalau di Kota Bandung juga ada surat edaran dari Majelesis Ulama Indonesia (MUI) kota Bandung,” imbuhnya.

Selain itu, Edi juga berharap masyarakat dapat memperhatikan zona daerahnya masing-masing. Seandainya, di daerah tersebut zona merah pandemi, masyarakat tidak boleh melaksanakan salat Ied di masjid maupun lapangan dan dianjurkan agar melakukan salat ied di rumah masing-masing.

Demikian juga mengenai pelaksanaan kurban, menurutnya penyembelihan hewan kurban dianjurkan tidak dilakukan pada hari H atau hari pertama Idul Adha, karena sangat beresiko dengan penularan wabah. Penyembelihan hewan kurban dapat dilakukan esok harinya atau tiga hari setelah hari raya Idul Adha.

“Andaikan Salat Ied tidak dilaksanakan di masjid atau tanah lapang, diselenggarakan di rumah. Nah, untuk pelaksanaan kurbannya dianjurkan untuk tidak dilaksanakan pada hari pertama. Ini dibenarkan, sebetulnya ada tiga hari lagi,” jelasnya.

Selanjutnya kata Edi, jika berada di zona oranye, masyarakat boleh melakukan Salat Ied di masjid ataupun lapangan, namun dengan protokol kesehatan yang cukup ketat. Demikian pula dengan penyembelihan hewan kurban, protokol kesehatan harus tetap diterapkan.

“Kita harus bersabar, dan tetap dengan protokol kesehatan. Mudah-mudahan amal sunnahnya terlaksana dan tidak membahayakan yang lain, dalam situasi dimana Covid-19 dengan varian baru ini sangat berisiko dan rentan terpapar ditengah-tengah komunitas masyarakat,” pungkasnya. (Okky Adiana)


Editor : JakaPermana