Lima Catatan Bima Arya Jelang KTT G20 di Bali

Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), Bima Arya memberikan lima catatan yang harus dimaksimalkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali November mendatang.

Lima Catatan Bima Arya Jelang KTT G20 di Bali
Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), Bima Arya memberikan lima catatan yang harus dimaksimalkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali November mendatang./istimewa
INILAHKORAN, Bogor - Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), Bima Arya memberikan lima catatan yang harus dimaksimalkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali November mendatang.
"KTT G20 Merayakan Kepemimpinan Indonesia ini momentum yang langka sekaligus strategis," ungkap Bima Arya pada Kamis (20/10/2022).
Bima melanjutkan, tentunya akan sangat disayangkan jika hanya dijadikan seremonial dan hanya menjadi pertemuan elit saja. Sebab, potensinya sangat dahsyat dan bisa memberikan manfaat bagi Indonesia. 
"Saya mencatat ada lima dimensi dari G20 yang bisa dimaksimalkan seluruh stakeholder dan pentahelix," tuturnya.
Bima menjelaskan, dimensi pertama yakni terkait isu-isu pariwisata, kesempatan emas bagi Indonesia untuk mengenalkan destinasi pariwisata. Menurutnya 500 kota/kabupaten harus berbenah dan bersiap-siap untuk mendapatkan efek limpahan dari pertemuan KTT G20. Bogor sudah menyelenggarakan Y20 perkotaan, keagamaan dan lainnya. 
"Ya, ini momentum emas untuk mengenalkan destinasi wisata kita, mari kita berbenah. Dimensi kedua, G20 ini membuka ruang bagi para trading dengan sesama member G20," jelasnya.
Bima membeberkan, ketika ada pertemuan event di Bogor sekaligus menjadi kesempatan Kota Bogor untuk membuka jalur perdagangan dengan beberapa negara yang nanti akan ditindaklanjuti. 
"Ketiga, di G20 ini membuka banyak sekali isu-isu perkotaan, jalan kerja sama yang lebih intens tentang isu-isu perkotaan, isu transportasi, isu SDGs yang bisa dibicarakan. Keempat, G20 ini memberikan ruang bagi Indonesia untuk memerankan peran yang sangat strategis di bidang perdamaian dunia. Kami berharap tentu pemimpin dari UK dan Asia bisa hadir tetapi terlepas dari itu, ini momentum bagi kita untuk mendorong perdamaian dunia," bebernya.
Bima menegaskan, untuk dimensi kelima, anak-anak muda harus ikut mengambil panggung dan berperan di G20, karena ini juga terkait dengan isu kepemimpinan muda. Apalagi Indonesia saat ini bersiap menjemput bonus demografi bersama kota-kota lain di dunia. 
"Jadi kelima saya kira ada isu kepemimpinan muda, baik di tingkat formal wali kota muda, bupati muda maupun anak-anak muda pemimpin komunitas di tingkat informal. Mari kita ambil bola dan ambil peran dan saya yakin Indonesia bisa memaksimalkan melalui kepemimpinan di G20," pungkasnya.*** (Rizki Mauludi)


Editor : JakaPermana