Mau Nonton Gerhana Bulan Besok di Bosscha? Gini Caranya!

Sejak terjadi pandemi Covid-19, Observatorium Bosscha menutup akses bagi masyarakat yang hendak melakukan kunjungan ke Observatorium Bosscha terhitung sejak Maret 2020.

Mau Nonton Gerhana Bulan Besok di Bosscha? Gini Caranya!

INILAH, Bandung - Sejak terjadi pandemi Covid-19, Observatorium Bosscha menutup akses bagi masyarakat yang hendak melakukan kunjungan ke Observatorium Bosscha terhitung sejak Maret 2020.

Namun, terhitung sejak pandemi pula Bosscha membuat program Pengamatan Virtual Langit Malam (PVLM) yang bertujuan memperkenalkan astronomi secara populer kepada masyarakat.

Melalui program ini masyarakat juga masih bisa mendapatkan akses untuk melakukan pengamatan dan mendapatkan pengetahuan astronomi melalui teleskop Observatorium Bosscha, tetapi tidak perlu datang ke Observatorium Bosscha.

Baca Juga : Sekolah di Cimahi Wajib Miliki Ini Saat PTM

Peneliti di Observatorium Bosscha Yatny Yulianty mengatakan pada tahun 2021, PVLM rutin digelar setiap bulan. Pengamatan tersebut disiarkan secara langsung melalui internet sepeti Youtube dan platform lainnya.

Untuk menggelar PVLM dalam rangka Gerhana Bulan Total (GBT) pada 26 Mei 2021, Observatorium bekerja sama dengan Universitas Nusa Cendana di Kupang, Nusa Tenggara Timur, komunitas pecinta astronomi Pecinta Langit Timur (Pelati), dan seorang astronom amatir dari Kupang, Zulkarnain.

"Pengamatan GBT nanti akan dilaksanakan di Bandung dan Kupang. Pengamatan gerhana bulan di Kupang lebih mudah dilakukan dan potensi terlihatnya bulan lebih tinggi karena posisi bulan lebih tinggi dan cuaca lebih cerah daripada di Bandung," ujar Yatny, Selasa (25/5/2021).

Baca Juga : Ribuan Rumah Warga Kebanjiran di Kabupaten Bandung

Selain melakukan pengamatan, PVLM pada Mei ini juga akan disertai diskusi ringan seputar gerhana bulan. Diskusi tersebut mendatangkan narasumber dari Kelompok Keahlian program studi Astronomi Ferry M. Simatupang, astronom Observatorium Bosscha Muhammad Yusuf, dosen dari Universitas Nusa Cendana Andreas Ch. Louk, dan astronom amatir Zulkarnain.

Halaman :


Editor : Zulfirman