Nuryanto Berbisnis Baju dengan Pengusaha Malaysia Bernama Mahatir

Meli Rahmayani (33) menuturkan suaminya Nuryanto baru memulai bisnis ke Malaysia baru setahun terakhir. Korban kerap pergi ke Malaysia setiap sebulan sekali dan setiap pergi bisnis ke Malaysia, paling

Nuryanto Berbisnis Baju dengan Pengusaha Malaysia Bernama Mahatir
INILAH, Bandung-Meli Rahmayani (33) menuturkan suaminya Nuryanto baru memulai bisnis ke Malaysia baru setahun terakhir. Korban kerap pergi ke Malaysia setiap sebulan sekali dan setiap pergi bisnis ke Malaysia, paling lama korban seminggu berada di Malaysia. 
 
"Kalau bisnis ke Malaysia itu jualan baju. Kayak baju kebaya gitu sama baju muslim yang diproduksi disini lalu dijual ke Malaysia," ujar Meli di kediamannya, Senin (
 
Diakui Meli sang suami juga pernah membawa rekan bisnisnya dari Malaysia ke kediamannya bernama Mahatir. Bahkan saat mengetahui korban hilang di Malaysia, rekan bisnisnya tersebut sempat menghubungi pihak keluarganya di Indonesia. 
 
"Rekan bisnisnya orang Malaysia namanya Mahatir, malah dia juga pernah nelepon kesini, katanya kaget pak Yanto (Nuryanto) belum pulang ke Indonesia. Dan ada berita simpangsiur di Malaysia," katanya.
 
Nuryanto (37) seorang pengusaha kain warga Kampung Ciodeng Desa Bojong Malaka Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung yang diduga menjadi korban mutilasi di Malaysia, pamit istrinya Meli Rahmayani (33) hendak berbisnis ke negeri jiran. Selama di Malaysia, korban selalu berkomunikasi dengan Meli dan keluarganya di Baleendah.
 
"Bilang pamit mau ke Malaysia, dia kemas barang katanya mau pergi pada 17 Januari lalu. Selama di Malaysia, dia beberapa kali kontak kepada kami. Bahkan ketika baru tiba juga dia langsung nelepon,"kata Meli.
 
Meli dan keluarga terkejut saat mendengar kabar jika ada penemuan mayat mutilasi di Malaysia yang diduga suaminya. Kemudian, pada Jumat (1/2) lalu pihak pengacara keluarga langsung berangkat ke Malaysia disusul oleh adik korban pada Senin (4/2) untuk melakukan test DNA untuk memastikan jenazah tersebut adalah Nuryanto. 
 
"Berangkat Kamis 17, Sabtu tanggal 19 sudah nelepon, Senin tanggal 21, nelepon lagi untuk terakhir kalinya, itu malam-malam. Selasa tanggal 22 hilang kontak, saya pikir mungkin sudah tidur. Saya terus minta anak menghubungi," ujarnya.
 


Editor : inilahkoran