Pembangunan KBB Kerap Dihadapkan dengan Kendala, Hengki Kurniawan Sebut Itu sebagai Tantangan 

Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan tak menafik dibalik capaian keberhasilan yang dilakukan pembangunan terdapat sejumlah permasalahan yang kerap menjadi kendala.

Pembangunan KBB Kerap Dihadapkan dengan Kendala, Hengki Kurniawan Sebut Itu sebagai Tantangan 
Bupati KBB Hengki Kurniawan
INILAHKORAN, Ngamprah - Bupati Bandung Barat, Hengki Kurniawan tak menafik dibalik capaian keberhasilan yang dilakukan pembangunan, terdapat sejumlah permasalahan yang kerap menjadi kendala.
Tak hanya itu, beragam isu strategis  pun menjadi tantangan yang harus direalisasikan pada tujuan dan sasaran Rancangan Pembangunan Daerah (RPD).
"Pembangunan Kabupaten Bandung Barat (KBB) tidak akan berjalan secara optimal tanpa bantuan dan dukungan dari segenap stakeholder, mitra pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat," kata Hengki pada Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrenbang) KBB Tahun 2023 Dalam Rangka Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) KBB Tahun 2024 di Mason Pine.
Menurutnya, keberhasilan pembangunan suatu daerah tidak terlepas dari perencanaan yang dilakukan berdasarkan pada data dan informasi  yang akurat.
"Karena valid dan akuntabel dengan tetap mempertimbangkan sumber daya serta potensi yang dimiliki," jelasnya.
Ia pun tak memungkiri, Bandung Barat masih dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas ekonomi guna mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraaan masyarakat.
"Meski begitu, kemiskinan turun 0,48 persen dari 11,30 persen ditahun 2021 menjadi 10,82 persen pada tahun 2022. Dengan jumlah kemiskinan ekstrem sebanyak 231.003 jiwa atau 50.895 KK," tuturnya.
Ia menilai, tantangan tersebut memerlukan penanganan yang holistik dan terintegrasi dari mulai kesiapan pelayanan dasar yang dapat diakses oleh seluruh unsur masyarakat.
Sebab, kondisi infrastruktur yang mendukung percepatan pembangunan dengan senantiasa memperhatikan daya dukung serta daya tampung lingkungan.
"Di sisi lain, kebijakan perizinan yang memberi ruang tumbuhnya investasi yang lebih tinggi," ujarnya.
"Termasuk, kesiapan SDM daerah untuk bersaing dan mendapat peluang dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi," sambungnya.
Kendati masih menghadapi sejumlah tantangan, lanjut dia, sepanjang tahun 2022 telah menorehkan sejumlah keberhasilan, antara lain keberhasilan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sebesar 0,75 poin dari 68.29 poin pada tahun 2021 menjadi 69.04 poin pada tahun 2022.
Selanjutnya, keberhasilan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1,88 persen dari 3,46 persen meningkat pada tahun 2021 menjadi 5,34 persen. Sedangkan, pada tahun 2022, kemiskinan turun 0,48 persen dari 11,30 persen di tahun 2021 menjadi 10,82 persen pada tahun 2022. 
"Alhamdulillah kita pun berhasil menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 2,02 persen dari  11,65 persen pada tahun 2021 menjadi 9,63 persen tahun 2022," sebutnya.
Ia menambahkan, keberhasilan menurunkan Ketimpangan gini ratio / indeks gini sebesar 0,009 poin dari 0,356 poin pada  tahun 2021 menjadi 0,347 poin pada tahun 2022.
"Pendapatan perkapita realisasi pada tahun 2022 yaitu Rp 28,65 juta berhasil meningkat Rp 1,77 juta dari tahun 2021 yaitu Rp 26,88 juta ," ungkapnya.*** (agus satia negara)


Editor : Ahmad Sayuti