Penanganan PMK di Jabar Mendapat Apresiasi BNPB

Tren Kasus PMK yang terus menurun di Jawa Barat mendapatkan apresiasi dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) Letnan Jenderal Suharyanto. Apresiasi ini menyusul suksesnya Jabar yang mampu meningkatkan angka kesembuhan hewan ternak yang terjangkit PMK.

Penanganan PMK di Jabar Mendapat Apresiasi BNPB
Tren Kasus PMK yang terus menurun di Jawa Barat mendapatkan apresiasi dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) Letnan Jenderal Suharyanto. Apresiasi ini menyusul suksesnya Jabar yang mampu meningkatkan angka kesembuhan hewan ternak yang terjangkit PMK./Syamsuddin Nasoetion

INILAHKORAN, Bandung-Tren Kasus PMK yang terus menurun di Jawa Barat mendapatkan apresiasi dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) Letnan Jenderal Suharyanto. Apresiasi ini menyusul suksesnya Jabar yang mampu meningkatkan angka kesembuhan hewan ternak yang terjangkit PMK.

Penambahan kasus harian PMK di Jawa Barat pada kurun waktu 3 Mei sampai 21 Juni 2022 mengalami kenaikan. Hal itu kemudian mengalami kenaikan fluktuatif hingga puncak penambahan kasus harian pada 3 Juli 2022 mencapai 2.967 kasus. Namun setelah itu kasus cenderung menurun hingga saat ini.

"Saat ini tingkat kesembuhan PMK di kita juga sudah mencapai 82,3 persen. Karena itu mendapatkan kita apresiasi," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) Letnan Jenderal Suharyanto, S. Sos., M.M. saat Rapat Koordinasi Satgas PMK, di Gedung Sate, Bandung, Jumat (29/7/2022) lalu.

Apresiasi tersebut diberikan karena tren kasus PMK di Jawa Barat yang mengalami penurunan hingga pada 26 Juli tidak ada penambahan kasus harian.

"Tren penurunan ini betul-betul mohon dipelihara dan ditingkatkan dan dijaga konsistensinya. Masing-masing kabupaten/kota perlu memilihara dan menjaga tren data yang telah cenderung menurun ini," kata Surhayanto.

Suharyanto tetap mengingatkan pentingnya biosecurity sebagai salah satu alat efektif penanganan PMK. Meski kasus PMK di Jawa Barat sudah menurun, namun hal itu tidak boleh membuat lengah. Suharyanto meminta wilayah di Jawa Barat yang sudah berada di zona hijau perlu dijaga agar tidak penyebaran virus PMK tidak kembali naik.

"Itu dijaga betul, jangan sampai kemasukan. Caranya dengan biosecurity dari lingkup kandang yang terkecil hingga batas- batas RT/RW dan dan desa. Hidupkan kembai posko PPKM yang pernah diaktifkan saar Covid-19 untuk menjaga hewan ternak," jelasnya.


Editor : JakaPermana