Rakyat Selalu Rindu Pemimpin Muda yang Berempati

LEBIH dari dua dekade lalu seorang islamolog, Phillip H Stoddard, berkata, "Kebangkitan Islam sekarang ini tak akan menimbulkan pengaruh yang besar."

Rakyat Selalu Rindu Pemimpin Muda yang Berempati

LEBIH dari dua dekade lalu seorang islamolog, Phillip H Stoddard, berkata, "Kebangkitan Islam sekarang ini tak akan menimbulkan pengaruh yang besar."

Pasalnya, kata Stoddard, "Umat Islam saat ini tak punya pemimpin yang efektif." Dalam katagori Stoddard, pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mampu menggerakkan perubahan sosial, yang membawa masyarakat kepada kehidupan yang lebih baik.

Keyakinan Stoddard itu tampaknya masih berlangsung hingga hari ini. Umat Islam, juga kita di Indonesia, tak punya pemimpin yang mampu mengajak rakyat bergandeng tangan untuk bersama melangkah menuju kehidupan ideal. Barangkali, justru karena sejak awal pun para pemimpin itu tak pernah mengerti rakyat yang dipimpinnya.

Baca Juga : Semakin Lama Rukuk dan Sujud Banyak Dosa Diampuni

Karena itulah, jangan heran bila rakyat selalu rindu akan pemimpin yang mampu berempati akan nasib mereka. Tak henti menanti seseorang yang memperhatikan derita mereka, yang mampu beresonansi dengan kesusahan yang dialami. Pemimpin yang, sebagaimana dinyatakan Surat Al Balad 13-15," memberi makan anak-anak yatim yang kepayahan, karib kerabat dan orang-orang miskin yang bergelimang debu." Pemimpin yang tak lupa, bahwa misi terpenting manusia ketika mendapatkan amanah kepemimpinan sebagaimana kata cendikiawan Fazlur Rahman, adalah membela, menyelamatkan, membebaskan, melindungi dan memuliakan kelompok dhuafa dan mustadafinmereka yang lemah dan dilemahkan.

Barangkali ini juga terjadi karena miskinnya kita akan pemimpin muda. Pemimpin dengan darah yang masih kuat menggelegak; darah yang panas untuk banyak berbuat demi rakyat. Sesungguhnya, inilah saat yang tepat buat para pemimpin muda tampil ke muka mengambil prakarsa.

Para pemimpin muda yang matang bukan karena dikarbit bapak ibu mereka, melainkan sebagaimana kata sahabat Ali bin Ali Thalib, yang berani berkata,"..walaakinal fata man yaquulu ha anaa dza. Para pemuda yang berani menggoreskan kerja di lembaran sejarah, seraya berkata: inilah aku!" []

Baca Juga : Ingat Allah Hati Menjadi Tenang


Editor : Bsafaat