Sekilas Hari Tasyrik

BULAN Dzulhijjah memiliki banyak keutamaan dan moment. Selain berkumpulnya jutaan kaum muslimin di Makkah dalam rangka menunaikan rukun Islam ke-lima, pun salah satu Hari Raya kaum muslimin terjadi di bulan Dzulhijjah. Dan sepuluh hari mulia yang terjadi dalam setiap tahunnya, ada pada bulan Dzulhijjah.

Sekilas Hari Tasyrik
Ilustrasi/Net

BULAN Dzulhijjah memiliki banyak keutamaan dan moment. Selain berkumpulnya jutaan kaum muslimin di Makkah dalam rangka menunaikan rukun Islam ke-lima, pun salah satu Hari Raya kaum muslimin terjadi di bulan Dzulhijjah. Dan sepuluh hari mulia yang terjadi dalam setiap tahunnya, ada pada bulan Dzulhijjah.

Tidak hanya itu, ada hari-hari khusus yang padanya terlarang berpuasa (selain pada dua hari raya). Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda, "Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum,". (HR. Muslim). Yakni sejumlah tiga hari setelah Hari Raya Idul Adha. Tiga hari ini (ada yang menyebut empat hari dengan memasukkan Idul Adha padanya) disebut sebagai Hari Tasyrik.

Maka Hari Tasyrik adalah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Sedang yang menyatakan empat hari, maka ia memaksudkan Hari Tasyrik adalah tanggal 10 (bertepatan Hari Raya Idul Adha), dan 3 hari setelahnya.

Baca Juga : Apa Saja yang Membuat Seseorang Menjadi Murtad?

Kata Tasyrik sendiri dari bahasa arab. Abu Ubaid menyebutkan bahwa dinamakan sebagai Hari Tasyrik, karena hari-hari di mana kaum muslimin menjemur daging untuk diolah menjadi dendeng. Dan ada pula yang menyebutkan bahwa dinamakan sebagai Hari Tasyrik karena adanya pelaksanaan kurban setelah matahari terbit (syuruq). [*]


Editor : Bsafaat