Semester Genap Dimulai, Pandemi Tak Kunjung Usai, Begini Kata Humas UPI

NILAH, Bandung - Memasuki semester genap, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar kuliah melalui daring. Alasannya, pandemi Covid-19 yang belum mereda.

Kuliah daring adalah sistem perkuliahan yang memanfaatkan akses internet sebagai media pembelajaran yang dirancang dan ditampilkan dalam bentuk modul kuliah, rekaman video, audio atau tulisan oleh pihak akademi/universitas. Hal ini disebabkan, pandemi yang tak kunjung tiba.

Kepala Humas UPI Deni Darmawan mengatakan, bahwa kuliah daring sudah menjadi budaya tersendiri. Meskipun terbatas dari segi kuantitas dan lamanya pembelajaran, sebagai seorang dosen, harus menyediakan vlog sendiri dan tidak mengandalkan kepada program studi (prodi).

Baca Juga : Penyuap Wali Kota Cimahi Nonaktif Segera Disidangkan 

Bahkan lanjut Deni, sebagai seorang dosen, harus membangun virtual class room secara gratis. Pihaknya juga sibuk dengan mengumpulkan bahan ajar, komunikasi, mengajar dan lainnya. Dosen itu seharusnya sudah melek dengan mengembangkan digital books online. Hal ini sudah menjadi umum di setiap universitas.

"Kalau saya sudah melakukan itu, semua buku-buku saya sudah digitalkan, saya kembangkan disitu. Para mahasiswa itu kan tinggal satu kali atau dua kali zoom dan menggunakan class room, itu sudah enak. Bagi dosen yang siap kreatif mengembangkan itu sendiri, nggak ada persoalan. Alhamdulillah di UPI juga sudah terbiasa, akhirnya kan menjadi budaya baru di dalam layanan pembelajaran daring," ujar Deni, Selasa (2/2/2021).

Dia menyebut, masalah kendala atau optimalitas yang dihadapi itu pasti ada. Misalnya keterbatasan ketika menyampaikan materi yang sifatnya eksperimen atau harus praktikum di labolatorium. Seorang dosen harus inovatif membuat bahan-bahan ajar video.

Baca Juga : Sportivitas, Prestasi, dan Disiplin Ditempa di UKM Taekwondo Universitas Kebangsaan

"Jadi sebelum mengajar itu, harus membuat bentuk video, animasi, peragaan, simulasi. Persoalan itu harus diinstruksikan secara birokrasi yang jelas dengan fakultas atau prodi yang diminta sebagai dosen penggerak. Penggerak itu melakukan inovasi bukan memanfaatkan fasilitas kampus, jangan hanya nunggu, diberi dan lain sebaginya," papar Deni.