Senat Australia Kecam Anning Salahkan Muslim

Senat Australia secara resmi merilis kecaman terhadap seorang anggota parlemen yang menyalahkan migran Muslim atas insiden serangan dua masjid di Selandia Baru bulan lalu.

Senat Australia Kecam Anning Salahkan Muslim
INILAHCOM, Bandung--Senat Australia secara resmi merilis kecaman terhadap seorang anggota parlemen yang menyalahkan migran Muslim atas insiden serangan dua masjid di Selandia Baru bulan lalu.
 
Dalam pernyataan resmi, seperti dilaporkan BBC, Kamis (4/4/2019), para anggota Senat Australia dari berbagai spektrum politik menyebut komentar Senator Fraser Anning "menyulut api dan menyebabkan perpecahan".
 
Kecaman tersebut, aksi kelima yang diloloskan Senat dalam 10 tahun terakhir, menyatakan ucapan Aning bulan lalu tidak mencerminkan pandangan parlemen atau rakyat Australia.
 
Lebih jauh, Anning dianggap "menyalahkan korban kejahatan mengerikan dan memfitnah orang atas dasar agama".
 
Komentarnya "memalukan" dan "mengerikan" kata sejumlah anggota parlemen lainnya kepada Senat.
 
Dari seluruh anggota parlemen, hanya satu senator, Cory Bernardi, yang tidak setuju atas sikap Senat mengecam Fraser Anning. Adapun tiga lainnya, termasuk Anning, memilih abstain.
 
Meski tidak memuat sanksi tegas, langkah Senat Australia dipandang sebagai kecaman resmi.
 
Anning mengatakan kecaman yang diarahkan kepadanya merupakan "sebuah serangan terhadap kebebasan berpendapat."
 
Menurut para pakar hukum konstitusi, anggota parlemen tidak bisa dicabut keanggotaannya dari parlemen kecuali yang bersangkutan menyandang dwikewarganegaraan, bangkrut, memegang jabatan lain, atau divonis bersalah dalam sebuah kejahatan.
 
Senator Fraser Anning, yang berhaluan sayap kanan jauh, melontarkan ucapannya pada hari penyerangan di Kota Christchurch, Selandia Baru yang menewaskan 50 orang.
 
Saat itu dia berkata: "Penyebab sebenarnya pertumpahan darah di jalan-jalan Selandia Baru hari ini adalah program imigrasi yang sejak awal mengizinkan orang-orang Muslim fanatik bermigrasi ke Selandia Baru."
 
Anning menjadi anggota parlemen pada 2017 sebagai pengganti seorang senator yang didiskualifikasi, meski dia hanya menerima 19 suara dalam pemilu 2016.
 
Tahun lalu, Anning juga mendapat kecaman karena menggunakan kalimat "solusi akhir"--sebuah istilah yang lekat dengan peristiwa Holokos pada Perang Dunia II--saat menyerukan pelarangan imigrasi berdasarkan ras.
 
Lebih dari 1,4 juta orang menandatangani petisi mendesak Anning mengundurkan diri, setelah dia melontarkan ucapannya terkait serangan dua masjid di Selandia Baru.
 
Ketika itu, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, menyebut ucapannya "aib".
 
Reaksi atas ucapan Anning juga ditunjukkan seorang remaja yang melempar telur ke atas kepala Anning dalam jumpa pers.
 
Anning sendiri berulang kali membela ucapannya.
 
Ketua kubu pemerintah di Senat Australia, Mathias Cormann, menyatakan komentar Anning "secara menyedihkan malah memperparah mengingat posisinya di parlemen".
 
Senator dari Partai Buruh, Penny Wong, mengatakan "ada beda antara kebebasan berpendapat dan ujaran kebencian". Dia menambahkan, "Ketika korban cedera sedang dirawat, senator ini justru menggencarkan api perpecahan".(job iqbal, sumber: inilah.com)


Editor : inilahkoran