Tuah Kecapi Berbahan Kayu Cempaka Warna untuk Terapi ABK

Konon, pohon cempaka warna di Jalan Batu Tulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor tumbang pada 1982. Supendi menjadikan kayu pohon istimewa itu menjadi alat musik kecapi.

Tuah Kecapi Berbahan Kayu Cempaka Warna untuk Terapi ABK
Foto: Reza Zurifwan

INILAH, Cibinong - Konon, pohon cempaka warna di Jalan Batu Tulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor tumbang pada 1982. Supendi menjadikan kayu pohon istimewa itu menjadi alat musik kecapi.

Pohon cempaka warna yang berusia ratusan tahun tersebut ditengarai tumbuh sejak Kerajaan Pajajaran masih berdiri. Pohon tersebut sebagai penanda dan dijadikan semacam pagar yang mengelilingi istana.

Pria berusia 52 tahun yang masa kecilnya tinggal di daerah Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor itu menuturkan kecapi berbahan kayu cempaka warna miliknya selain digunakan sebagai alat musik juga sebagai alat terapis.

Baca Juga : PD Tirta Pakuan Ajak Pelanggan Lakukan Gerakan 5C

"Kabarnya sih pohon Cempaka Warna yang tumbang itu kayunya ada khasiat dan bagi orang yang suka mistik dan banyak mencarinya. Kalau saya sih melihatnya kayu tersebut menghasilkan suara musik yang sangat indah lalu saya manfaatkan untuk menterapis sensor motorik ABK (anak berkebutuhan khusus)," tuturnya, Minggu (22/8/2021).

Pemain alat kecapi alumnus Fakultas Peternakan IPB University itu menambahkan, semenjak diterapis dengan suara alat kecapi miliknya para ABK yang bersekolah di Sekolah Rehabilitasi, Inklusif dan Vokasi Disabilitas, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor pun mengalami kemajuan.

"Bunyi yang indah dan syahdu dari alat musik kecapi ini membuat para ABK lebih tenang dalam beraktivitas sekolah," tambahnya. 

Baca Juga : Wali Kota dan Kapolresta Cek Persiapan Dibuka Kembalinya Mal, Ini Hasilnya

Sementaraitu, Prama Dharma Sakti (54) seorang terapis dan guru di Sekolah Rehabilitasi, Inklusif dan Vokasi Dissabilitas membenarkan terapi alat musik kecapi yang dimainkan Supendi berhasil merangsang syaraf motorik dan memperbaiki karakter para siswa ABK.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani