BPBD Kabupaten Bandung Barat Sebut 93 Sekolah Terancam Dampak Sesar Lembang

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) tengah gencar melakukan mitigasi bencana di sejumlah sekolah di Bandung Barat.

BPBD Kabupaten Bandung Barat Sebut 93 Sekolah Terancam Dampak Sesar Lembang
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) tengah gencar melakukan mitigasi bencana di sejumlah sekolah di Bandung Barat./Agus Satia Negara
 INILAHKORAN, Ngamprah - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) tengah gencar melakukan mitigasi bencana di sejumlah sekolah di Bandung Barat.
Upaya mitigasi bencana tersebut dilakukan menyusul adanya Sesar Lembang yang dikhawatirkan bakal mengancam dan berdampak pada lingkungan yang berada di area sekitarnya.
Pasalnya, secara keseluruhan di Bandung Barat terdapat 868 sekolah SD dan SMP. Sementara yang terlewati Sesar Lembang ada sebanyak 93 sekolah.
Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Bandung Barat, Saepul Uyun mengatakan, Sesar Lembang ini membentang sepanjang 29 kilometer diawali dari RW 06, Desa Bojongkoneng, Kecamatan Padalarang dan berakhir di Situs Batu Lonceng, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Bandung Barat.
"Adapun jumlah yang terlewati Sesar Lembang itu sebanyak 20 desa yang terlewati dan dari 20 desa tersebut memiliki beberapa fasilitas, diantaranya fasilitas pendidikan," katanya saat ditemui di Kantor BPBD KBB, Selasa  (29/11/2022).
Secara rinci ia menyebut, jumlah sekolah yang terdampak Sesar Lembang, antara lain untuk jenjang SD 55 sekolah, SMP 13 sekolah, SMA 23 sekolah dan SLB 2 sekolah.
"Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli, dampak robekan Sesar Lembang itu sekitar 500 meter ke kiri dan 500 meter ke kanan," sebutnya.
"Jadi sekitar 1 kilometer yang terdampak jika Sesar Lembang tersebut aktif. Itu data yang kita punya selama ini," sambungnya.
Sebagai langkah preventif, lanjut dia, pihaknya telah mendorong sekolah-sekolah yang ada di zona Sesar Lembang untuk melakukan mitigasi bencana dengan pelatihan-pelatihan yang ada di wilayah terdampak dengan simulasi gempa.
"Sudah ada beberapa sekolah yang sudah kita latih," ucapnya.
Ia melanjutkan, secara keseluruhan pihaknya pun sudah mulai memetakan titik-titik lokasi yang bersumber dari Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yakni Dr. Mudrik Rahmawan Daryono.
"Itu kita petakan jumlah desanya yang benar-benar kena," pungkasnya.*** (agus satia negara)


Editor : JakaPermana