Diplomasi Kopi Ridwan Kamil Diganjar APPI Awards dari Kementan 

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meraih penghargaan di ajang Anugerah Pratama Perkebunan Indonesia (APPI) Awards 2020. Penghargaan ini diberikan atas dedikasinya mempromosikan kopi Indonesia dengan merek Kopi Jabarano ke luar negeri.

Diplomasi Kopi Ridwan Kamil Diganjar APPI Awards dari Kementan 
istimewa

INILAH, Tanggerang-Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meraih penghargaan di ajang Anugerah Pratama Perkebunan Indonesia (APPI) Awards 2020. Penghargaan ini diberikan atas dedikasinya mempromosikan kopi Indonesia dengan merek Kopi Jabarano ke luar negeri.

Diplomasi kopi kerap dipakai Ridwan Kamil dalamberbagai kunjungan kerja ke luar negeri sebelum pandemi bahkan hingga saat ini melalui pertemuan virtual. Diplomasi ini efektif menggaet kerja sama bisnis, budaya, dan pemerintahan. Pada Februari 2020, Gubernur meluncurkan Kafa Jabarno di 555 Flinders Lane, Kota Melbourne, negara bagian Victoria, Australia.   

Ridwan Kamil menerima penghargaan untuk Kategori Birokrasi Gubernur langsung dari Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo pada puncak Peringatan ke-63 Hari Perkebunan di Scientia Park, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Kamis (10/12/2020).

Baca Juga : Jabar Konsisten Kejar Transformasi Digital, Kepala Diskominfo Raih Penghargaan Level Internasional

Menurut Gubernur industri pertanian dan pangan ternyata mampu bertahan bahkan melesat selama pandemi COVID-19. Terbukti Jabar masih mampu mengekspor komoditas kopi, ubi, sayuran, dan produk pangan lainnya ke mancanegara.

“Yang saya banggakan adalah selama covid semua ekonomi turun, kecuali pertanian dan produk-produk perkebunan dan perikanan atau urusan yang berkaitan dengan ketahanan pangan,” kata Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil.

Ia mengatakan, pandemi berpotensi membawa Jabar pada krisis pangan karena negara-negara di dunia diprediksi akan menahan ekspor produk pangan demi memenuhi konsumsi dalam negeri.

Baca Juga : Waspada, Ombak 4 Meter di Selatan Jawa Barat

“Saya melihat ada potensi krisis pangan tahun depan karena negara-negara dunia menghentikan ekspornya untuk kepentingan diri sendiri. Agar ini diantisipasi bersama,” ujarnya.

Halaman :


Editor : JakaPermana