Dituding Aniaya Siswa, Ini Kata Kepala SMP Baitul Hikmah Garut

Kepala SMP Baitul Hikmah, Sultan Pahad menyatakan, perbuatannya itu tidak ada unsur kesengajaan, melainkan hanya memberikan teguran saat kegiatan salawatan di masjid sekolah.

Dituding Aniaya Siswa, Ini Kata Kepala SMP Baitul Hikmah Garut
INILAH, Garut – Kepala SMP Baitul Hikmah, Sultan Pahad menyatakan, perbuatannya itu tidak ada unsur kesengajaan, melainkan hanya memberikan teguran saat kegiatan salawatan di masjid sekolah.
 
“Tidak ada unsur kesengajaan, bahwasannya kejadiannya ketika kita bersalawat di masjid di antara anak itu bercanda,” katanya.
 
Dia menyatakan itu setelah menerima kedatangan sejumlah orang tua siswa ke sekolahnya. Para orang tua protes atas dugaan penganiayaan yang dilakukan kepala sekolah itu.
 
Sultah Pahad menyampaikan, anak yang mengalami luka di pelipis itu memang tidak terlihat bercanda, cuma posisinya berada di antara siswa yang sedang bercanda.
 
Ia mengaku, sebelumnya tidak mengetahui anak didiknya berdarah pada bagian pelipis, selanjutnya dibawa untuk mendapatkan pengobatan.
 
Ia berharap, persoalan anak didiknya itu dapat diselesaikan secara kekeluargaan, karena kasus tersebut tidak ada unsur kesengajaan. “Insya Allah semuanya bisa lebih baik,” katanya.
 
Sejumlah siswa SMP Baitul Hikmah di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, diduga telah menjadi korban penganiayaan oleh kepala sekolah.
 
“Saya nggak terima, makanya mau lanjut lapor ke polisi,” kata Pipit Angraeni (46), perwakilan dari orang tua siswa korban penganiayaan saat mendatangi sekolah Baitul Hikmah, Garut, Sabtu (5/1/2019).
 
Ia menuturkan, aksi penganiayaan itu bermula diketahui ketika melihat kondisi anaknya mengalami luka pada bagian pelipis yang awalnya dicurigai karena berkelahi.
 
Namun ternyata, kata Pipit, bahwa luka yang diderita anaknya akibat perbuatan kepala sekolah yang sengaja diduga membenturkan dengan kepala siswa lainnya.
 
“Dikasih tahu temannya, kalau kepala anak saya diadu-adu sama kepala sekolah,” kata Pipit.
 
Ia mengungkapkan, kasus kekerasan di sekolah tersebut ternyata bukan yang pertama kali, sejumlah siswa lain mengalami hal serupa pernah menjadi korban kekerasan kepala sekolah. “Teman-teman anak saya juga banyak yang jadi korban,” katanya. (*)
 


Editor : inilahkoran