Ekonomi Jabar Kudu Perkuat Pasar Domestik dan Digitalisasi

Pertumbuhan ekonomi Jabar relatif memiliki ketergantungan terhadap ekspor. Porsinya mencapai 42,5%. Erwin Gunawan Hutapea mengkhawatirkan kondisi perekonomian global. Pasalnya, Kepala Bank Indonesia (BI) Jabar itu menyebutkan negara maju sebagai tujuan ekspor saat ini terus mengami perlambatan ekonomi.

Ekonomi Jabar Kudu Perkuat Pasar Domestik dan Digitalisasi
Dalam forum West Java Economic Society (WJES) 2023, strategi itu tema besar dan menjadi langkah meraih solusi dalam mengantisipasi spillover dampak perlambatan ekonomi negara maju melalui penguatan ekonomi domestik dan percepatan serta perluasan digitalisasi. (syamsuddin nasoetion)

INILAHKORAN, Bandung - Pertumbuhan ekonomi Jabar relatif memiliki ketergantungan terhadap ekspor. Porsinya mencapai 42,5%. Erwin Gunawan Hutapea mengkhawatirkan kondisi perekonomian global. Pasalnya, Kepala Bank Indonesia (BI) Jabar itu menyebutkan negara maju sebagai tujuan ekspor saat ini terus mengami perlambatan ekonomi.

Untuk itu, dia menyebutkan untuk mencapai ketahanan ekonomi itu memerlukan penguatan permintaan domestik dan perluasan serta percepatan digitalisasi. Dalam forum West Java Economic Society (WJES) 2023, strategi itu tema besar dan menjadi langkah meraih solusi dalam mengantisipasi spillover dampak perlambatan ekonomi negara maju melalui penguatan ekonomi domestik dan percepatan serta perluasan digitalisasi

Meski demikian, Erwin menyebutkan ekonomi global ke depan masih bisa tumbuh 2,6%. Namun, kini pertumbuhan itu tak bertumpu pada negara-negara maju yang masih bergelut dengan perlambatan ekonomi. Justru, mesin pertumbuhan itu saat ini bergeser ke negara-negara berkembang

Baca Juga : FOTO: Kick Off West Java Economic Society 2023

“Sebagai mesin pertumbuhan ekonomi global sekarang Cina, India, dan negara ASEAN mengambil peran,” kata Erwin usai kick off WJES 2023 di Bandung, Kamis 11 Mei 2023.

Dia menyebutkan, pada kuartal I 2023 pertumbuhan ekonomi Jabar mencapai 5% (yoy). Meski berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,03%, namun inflasi di Jabar pada triwulan pertama tahun ini relatif terkendali.

“Pertumbuhan ekonomi Jabar akan meningkat dengan momentum Ramadan dan Lebaran sebagai salah satu pendorong utama. Dengan penguatan permintaan domestik itu, pertumbuhan ekonomi Jabar pada kuartal II 2023 nanti diproyeksikan mencapai 4,7-5,5% dengan tingkat inflasi yang masih terkendali di angka 3 plus minus 1,” jelasnya.

Baca Juga : Kolaborasi Pos Indonesia dan BRI Bersama Bangun Ekonomi Bangsa

Selain itu, dia menekankan saat ini perlu adanya percepatan digitalisasi dan peningkatan transaksi digital. Saat ini diperlukan strategi dan inovasi untuk menemukan sumber pertumbuhan ekonomi baru, termasuk potensi ekonomi dan keuangan syariah, dalam rangka memperkuat struktur ekonomi domestik ke depannya. Salah satunya, dengan terus memperkuat kinerja sektor industri sebagai penopang perekonomian Jabar dan nasional. 

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani